Mohon tunggu...
Ridho Antaber
Ridho Antaber Mohon Tunggu... Freelancer - Spearfisher, Furniture Assembler

Memiliki minat pada konten-konten sosial budaya, pendidikan, psikologi, self improvement dan humor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stop Menjadikan Janda sebagai Objek Lelucon

18 September 2022   17:10 Diperbarui: 14 Oktober 2022   19:23 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : pinterest.com

Beberapa hari yang lalu pulang kerja agak lambat dari biasanya karena hujan. Malam semakin larut, hampir jam 12 malam akhirnya pulang menempuh hujan yang tak kunjung berhenti.

Sekitar satu kilometer menjelang sampai ke tujuan saya melihat seorang wanita berjalan di tengah hujan tanpa payung sambil menggendong anak kecil. 

Melihatnya, timbul rasa kasihan, namun disangkal oleh perasaan was-was, sebab kehidupan di kota membuat kita sulit percaya dan empati pada orang lain karena seringnya terjadi kejahatan dengan berbagai modus yang memanfaatkan empati orang lain. Kadangkala kita lebih memilih tega.

Kali ini rasa kasihan saya mengalahkan rasa tega. Bila ini tipu daya, saya siap diri. Bagaimana bila tidak ? Kita pasti merasa bersalah membiarkan wanita bersama anak kecil berjalan tengah malam di tengah hujan padahal kita mampu membantunya.

Saya putar arah motor menghampirinya dan menawarkan tumpangan, dari wajahnya yang kuyup terlihat raut senang. ternyata tujuannya tak jauh dari tempat tinggal saya dan dia juga baru pulang kerja.

Dia bekerja di salah satu usaha ayam geprek dan tinggal di mes yang disediakan oleh pemilik usaha. Tiap hari dia jalan kaki dari mes ke tempat kerja sambil membawa anaknya yang masih balita.

"Agak malam pulang kerjanya ya, Kak"

" Ya, gimana lagi Bang. Awak ada anak, anak butuh makan, butuh belanja, awak single parent. Di kampung tak ada kerjaan. Syukur di sini ada kerjaan yang nyediakan tempat tinggal dan dibolehin bawa anak" katanya.

Bekerja hingga larut malam, berjalan kaki lebih satu kilometer setiap hari sambil membawa anak yang masih balita. Tangguh 'kan ??

Memang para perempuan single parent, apalagi di kampung saya, mereka adalah orang-orang tangguh, atau mungkin dipaksa tangguh oleh keadaan, mereka bekerja kasar seperti halnya laki-laki, satu alasan, demi anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun