Mohon tunggu...
Petani Itu Keren
Petani Itu Keren Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memerhatikan Dunia Pertanian dan Peternakan Indonesia. Mendukung penyejahteraan petani sebagai pahlawan pangan nasional.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Optimisme Potensi Jagung Indonesia

5 Oktober 2018   15:46 Diperbarui: 5 Oktober 2018   16:09 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jelang akhir September 2018 sebagian peternak ayam di tanah air resah akan ketersediaan jagung pakan untuk ternaknya. Presiden Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi meminta pasokan jagung diprioritaskan untuk kepentingan penemuhan kebutuhan dalam negeri daripada ekspor.

"Dianjurkan, demi kepentingan nasional, ekspor jagung dihentikan total," kata Presiden Peternak Layer Nasional, Ki Musbar Mesdi disalin dari Antara. Menurutnya, hingga saat masih terjadi kekurangan yang disebabkan menurunnya produksi jagung akibat musim kemarau.

Oleh karena itu, diharapkan kepada pemerintah untuk lebih mengutamakan kebutuhan jagung untuk dalam negeri. Salah satu alasan dilakukannya kebijakan ekspor jagung karena disebutkan terjadi surplus panen. Akan tetapi, sebagian mempertanyakan validitas data surplus.

Sebab, hal itu tidak sejalan dengan menurunnya harga dan ketersediaan jagung di pasaran. Menurut Mushar, para peternak Unggas dan produsen pakan ternak masih terjerat pada harga jagung yang relatif tinggi. Target dan capaian yang disebutkan oleh Kementan sampai saat ini belum dapat menekan harga jagung.

Disebutkan, tahun 2018 ini pemerintah menargetkan produksi jagung sebanyak 33 juta ton, naik sekitar 10 juta ton pada tahun 2017. Sementara kebutuhan jagung untuk peternak dan pakan ternak sekitar 9 juta ton pertahun.

"Artinya, kalau kita hanya butuh 9 juta ton, sementara produksi nasional 23 juta ton (tahun 2017), harusnya harga jagung sekitar Rp 3 ribuan, tapi ini tidak pernah mencapai angka segitu, di atas Rp 3.700 sampai Rp 4.000 lebih. Kalau misalnya produksinya berlebih, pasti murah dan mudah," katanya.

Soal ketersediaan jagung pengusaha ternyata beda suara. Menurut Ketua Peternakan dan Perikanan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anton J. Supit, selain mahal ketersediannya juga kian terbatas. Ia menyebut rata-rata kebutuhan pakan jagung untuk pakan ternak sebanyak 8 juta ton per tahun.

"Yang berhasil dikumpulkan industri pakan dalam negeri hanya 5 ton saja", ujar Anton. 

Anton mengakui ada persoalan lain di luar ketersediaan pakan, yakni rantai pasok pakan jagung yang masih panjang, dan membuat harganya terkatrol cukup tinggi.

Sedikit berbeda dengan Anton, Corporate Secretary PT Malindo Feedmill Tbk Andre Andreas Hendjan menyampaikan saat ini industri pakan masih bertahan karena masih memiliki stok jagung sampai akhir tahun.  Andre tak menampik harga jagung saat ini lebih tinggi dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Di tingkat pabrik di atas Rp 5.000 per kg. Namun begitu menurutnya produksi tidak menemukan hambatan..

"Produksi pakan Malindo masih berjalan lancar, tidak ada hambatan. Untuk pasokan jagung, saya rasa masih mencukupi kebutuhan", kata Andre.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun