Mohon tunggu...
Ridha Hisna Nadiyya
Ridha Hisna Nadiyya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Islamic Economic Studies

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Islamisasi Ilmu Itu Diperlukan?

23 Agustus 2021   09:15 Diperbarui: 23 Agustus 2021   09:24 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak orang yang berkutik dengan pemikirannya sendiri mengenai hakekat ilmu, sebagian bergumam apakah ilmu itu netral, dan sebagian lain bergumam apakah ilmu itu tidak netral. Pernahkah kalian mendengar bahwasannya ilmu itu bagaikan pisau ditinjau siapa yang menggunakannya. 

Jika kita perhatikan dengan seksama maka pisau dapat disimpulkan bahwa ia bersifat netral, karena apabila pisau digunakan oleh orang yang tepat maka akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, sedangkan apabila pisau digunakan oleh orang yang keliru atau jahat maka bisa saja pisau itu akan melukai orang lain. Jadi sesungguhnya apakah ilmu benar-benar netral?

Imam Ghazali pernah berpendapat bahwa ilmu merupakan hakekat dari sesuatu, perbedaan pengaplikasian tergantung nilai yang mengonsepsikannya. Ilmu sendiri sangat bergantung terhadap nilai-nilai yang dibawa oleh orang-orang yang membawa konsep tersebut. 

Hakekat merupakan konsep, konsep sendiri lahir dari sebuah nilai, maka dari itu ilmu merupakan konsep yang dibawa nilai-nilainya tergantung orang-orang yang membawa, jadi kesimpulannya ilmu itu tidaklah bebas nilai. 

Karena hakekat merupakan makna, dan Ilmu merupakan makna yang mendefinisikan sesuatu. Sedangkan pisau adalah sesuatu tersebut, sesuatu tersebut merupakan objek. 

Sebuah objek memiliki nilai dan nilai itu memiliki makna, jadi kita tidak bisa mengonsepsikan bahwa objek atau benda dengan ilmu itu sama, karena memang hakikatnya berbeda.

Bahkan sumber dari ilmu tersebut yakni Al-Qur'an dan Hadist yang mana diturunkan sebagai pedoman baik bagi manusia di dunia untuk mencapai falah. 

Maka dari itu pada dasarnya ilmu itu baik, konsep dasarnya juga sudah baik, namun Allah SWT memberikan ruang untuk mengembangkannya dengan ijtihad dengan tidak menggeser konsep dasarnya, artinya ilmu itu tidaklah netral, maka ilmu yang menyimpang dari kebaikan harus di Islamisasi. 

Maksud dari islamisasi sendiri yakni cara berfikir kritis terhadap segala sesuatu yang datang dari Barat, ilmu yang masih berpegang atas dasar sumbernya tidak perlu di Islamisasi.

Misal dari ilmu yang harus di Islamisasi yakni Ilmu sains yang berkembang pada masa modern atau disebut Ilmu pengetahuan kontemporer. Hal tersebut dikarekan ilmu modern lahir pada zaman Reinassance. 

Sejarah mencatat betapa kelamnya di Barat sebelum Reinassance, banyak ilmuwan dan para pemikir yang dihukum oleh pihak gereja atas ketidaksetujuan dan ketidaksamaan dengan pemikiran gereja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun