Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mana Lebih Sering, antara Bawa Bekal atau Beli Makan di Kantor?

21 November 2021   05:28 Diperbarui: 26 November 2021   04:31 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makanan yang dibeli di kantor. (Dok. Shutterstock/CKP1001 via kompas.com)

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan pada para penjual yang misalnya kurang higienis. Contohnya mengusulkan cara membungkus makanannya apabila tanpa pelindung. Dengan komunikasi yang etis, akan lebih efektif.

Saran kita pasti mereka terima. Dengan demikian akan mendorong lebih banyak pembeli, karena tampilan makanan yang berbeda. Secara tidak langsung, kita sudah membantu mereka.  

Hanya saja, dari sisi finansial, khususnya apabila peghasilan kita yang masih minimalis, membeli makanan setiap hari, akan terasa berat.

Jika per paket menu seharga antara Rp 15-20 ribu, sehari kita bisa habiskan antara Rp 45-60 ribu. Berarti dalam satu bulan kita bisa keluarkan dana Rp 1.8 juta. Jumlah yang cukup besar jika honor teman-teman sarjana pemula yang Rp 3-4 juta/bulan.

Dengan membawa bekal sendiri, biaya makan ini akan bisa ditekan. Dengan hanya Rp 10 ribu, kita bisa dapat menu yang lebih menarik, bergizi tinggi dan dapat teman kantor. Pengalaman saya yang demikian, jadi formula yang tepat. Apalagi jika kita mau diet. Akan lebih irit lagi.

Kembali pada pesan yang ingin saya sampaikan terkait judul di atas, apakah harus membawa bekal makanan sendiri saat ngator atau tidak. Yang bijak adalah, tetap membawa bekal makanan.

Tanpa bermaksud mengurangi jatah rejeki para pedagang makanan di pinggir jalan, sekali-sekali kita diajak untuk berbagai rejeki yang kita miliki dengan mereka. 

Meski tidak sering, kalau 70%-30% itu bagus sekali. 70% bawa bekal, 30% membeli ke mereka. Karena di dalam Agama Islam, kami diajari prinsip seperti ini. Tidak ada orang yang bangkrut karena berbagi.

Dengan demikian, kita akan tetap rajin dan sehat. Hidup tertata serta kedisiplinan senantiasa terpelihara. Image kita di antara teman-teman kantor juga akan beda. Dan, rejeki mereka yang kurang beruntung nasibnya pun, tidak bakal terlantarkan.

Percayalah, tidak ada orang yang melarat atau bangkrut hanya karena telah berbagi pada sesama.   

Have a nice day....

Makassar, 21 November 2021
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun