Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Masa Depan Prodi Keperawatan di Bawah Poltekkes

29 Maret 2021   17:05 Diperbarui: 10 April 2021   08:34 2118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perawatan di ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD Kota Bogor, Kamis (23/4/2020). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor membatasi layanan kesehatan setelah 51 tenaga medisnya terindikasi reaktif Covid-19. Layanan yang tetap beroperasi adalah unit kegawatdaruratan, cuci darah, kanker, dan layanan penyakit kronis.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Artikel ini bukan bermaksud untuk membela Akper, akan tetapi mencoba mengeksplorasi bagaimana masa depan program pendidikan diploma keperawatan di Indonesia lewat jalur Poltekkes milik Plat Merah ini.

Kini 20 tahun sudah umurnya. Prodi Keperawatan yang sekarang bukannya lebih baik dari pada Akper pada tahun 1980-an. Baik itu kualias lulusan, perolehan kerja, serta penjurusan. Kalaupun ada yang lebih baik, barangkali infrastrukturnya ok lah. 

Jumlah kampus lebih dari 33 buah se Indonesia, jumlah doctor (S3) sekitar 400 bagus, jumlah guru besar 5 orang, OK lah meski sangat minimalis. 

Prestasi tersebut diraih sesudah 40 tahun perjuangan, bahkan jika mulai tahun 1960 an (saat di Bandung) berarti usia Akper yang kini berada dalam tubuh poltekkes itu 60 tahun. Sudah Manula.

Lulusan Prodi Keperawatan saat ini tidak bisa saya katakan 'lebih baik' dari era tahun 70-80 an, dari tiga 4 sisi.

Pertama, masalah perolehan kerja. Dulu, Akper merupakan pendidikan kedinasan. Pendidikan kedinasan dijamin perolehan kerjanya oleh Pemerintah. Bahkan Akper swasta pun sangat mudah untuk mendapatkan status PNS. Kini tinggal kenangan.

Namun demikian, belum nampak tanda-tanda bahwa Prodi Keperawatan dalam payung Poltekkes mengadakan perubahan untuk mengatasi masalah perolehan kerja ini.

Beberapa langkah dilakukan oleh sedikit Poltekkes yang bekerja sama dengan Jepang. Patut diakui bagus, namun belum cukup, karena pengiriman ke Jepang juga menuai kritik.

Setidaknya ada 3 hal mengapa Jepang bukan pilihan ideal bagi perawat. Dari sisi bahasa Jepang bukan bahasa internasional. Jepan juga bukan kiblat profesi keperawatan. Dan nilai azas manfaat teknologi yang tidak aplicabe di Indonesia sedah baik ke Indonesia. Apalagi berangkat ke Jepang sebagai Caregiver.

Lulusan Prodi Keperawatan Tantangannya Besar (Source: Poltekkes Malang)
Lulusan Prodi Keperawatan Tantangannya Besar (Source: Poltekkes Malang)

Kedua, dari sisi jurusan. Kita bandingkan dengan perkembangan RS 40 tahun lalu. RS daerah yang berdiri 40 tahun lalu, saat ini sudah memiliki layanan sub-sub-spesialisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun