Di negara-negara maju, perawat memiliki badan tersendiri sebagai tempat bernaung, bernama Nursing Council yang di Indonesia belum memiliki (masih dalam proses).Â
Badan ini mengatur, melindungi, mengarahkan serta memberikan bimbingan terhadap pertumbuhan dan perkembangan pendidikan, pekerjaan hingga spesialisasi perawat.Â
Walaupun perawat dalam hal tertentu mendapatkan pekerjaan yang bersifat pendelegasian dari profesi lain, akan tetapi sepanjang area kerjanya menyangkut keperawatan, perawat memiliki independensi kerja yang tinggi. Â Gaji kecil
Mitos ketiga, penghasilan kecil.
Masalah ini banyak dihadapi oleh perawat kita. Ini juga yang menjadi kendala utama mengapa perawat kurang sejahtera hidupnya. Tidak sedikit perawat yang digaji di bawah UMR.Â
Ini menunjukkan adanya perlakuan kurang professional bahkan diskriminatif terhadap perawat. Akan tetapi jangan lupa bahwa tidak sedikit pula perawat yang memiliki penghasilan besar.Â
Perawat Homecare di Jakarta yang senior, dibayar Rp 500 sehari itu sudah biasa. Di Qatar, perawat kita minimal berpenghasilan Rp 50 juta/per bulan.Â
Demikian juga perawat kita di Australia, Belanda, Jepang, UAE, Kuwait, USA da Canada. Perawat di negara-negara maju bekerja menurut jam. Mereka bisa bekerja di beberapa tempat dalam sehari.
Pendidikan Rendah
Mitos keempat adalah pendidikan keperawatan dianggap rendah. Dulu, tahun 70-80 an, pendidikan keperawatan diterima dari lulusan SMP. Pendidikan perawat saat itu hanya setingkat SMA.Â