Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mainan Politisi Itu Bernama "Kita"

10 Maret 2021   05:56 Diperbarui: 10 Maret 2021   06:13 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Personal Collection 

Manut dosen saat kuliah. Manut Pak Lurah saat jadi rakyat. Selebihnya, yang bernama inisiatif itu tidak bermanfaat, kecuali inisiatif untuk perbaikan dirinya sendiri: belajar giat dan rajin bekerja. 

Itupun, kalau melibatkan orang banyak, harus mikir 1000 kali. Karena akan terbentur dengan yang namanya regulasi. Kita akan berhadapan dengan orang-orang 'besar' meski tidak pintar, kelihatan baik, dan punya moral. Orang-orang tersebut bernama 'Politisi'.

Politisi ini selalu ada, dari dulu hingga sekarang. Untuk jadi seorang politisi gampang jika punya uang. Pintar ngomong tidak wajib karena bisa latihan atau kursus. 

Dengan uang, kita bisa bayar, hingga lulus ujian S3. Semua jenis gelar bisa dibeli. Asal ada uang, kita bisa daftar kuliah, ikut ujian gampang karena soal-soal ujian bisa dipesan. Skripsi, tesis dan disertasi itu urusan kecil. Pokoknya, duitlah yang bicara.

Saya sampaikan ini karena melihat langsung apa yang terjadi. Tingginya gelar akademik susah dipercaya. Ada seorang teman yang ketika saya tanya berapa Indeks Prestasinya, dia bilang, "Berapa ya....kayaknya 4 koma...." 

Koq bisa? Ada lagi jebolan S3, nulis Kata Pengantar saja tidak bisa. Profesor, bikin Presentasi Point saja, warnanya hanya hitam putih dan penuh angka-angka copy paste.

Saya tidak menolak ada guru-guru dan dosen-dosen yang bekerja keras tulus dan ikhlas ingin membangun negeri ini. Hanya saja jumlahnya sedikit dan tidak dipedulikan. 

Saya juga tidak menolak adanya politisi yang baik dan jujur di negeri ini. Tetapi jumlahnya juga sedikit dan mereka kalah dengan Mafia. Orang-orang yang baik dan tulus ini hidupnya kayak mimpi.

Akhirnya, kita tidak bisa mengubah keadaan, kecuali mengubah diri sendiri. Dari zamannya Kekaisaran Roma sejak Sebelum Masehi hingga kini sepertinya tidak pernah berubah ulah manusia. 

Yang selamat dan aman adalah yang mampu beradaptasi, mengerti dan bijak dalam menempatkan diri. Yang tidak mampu beradaptasi akan sakit dan bisa masuk bui. Secara langsung atau tidak, hidup kita ini tidak ubahnya mainan yang selalu jadi barang menarik bagi kepentingan politisi.

10 Maret 2021
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun