Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Keterima di Perusahaan USA, Cita-citaku Butuh Transit

16 September 2020   20:44 Diperbarui: 16 September 2020   21:00 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Saya pernah ketemu seorang perawat asal Amerika Serikat (USA). Tepatnya dari negara bagian Texas. Diceritakan bagaimana cepatnya kehidupa di sana. Tidak heran jika karena prestasi inilah yang membuatnya banyak digandrungi orang-orang asing. Mereka bukan hanya ingin berkunjung, namun juga bekerja, bahkan menetap di Negeri Paman Sam ini.

Linda, teman saya tadi, berkisah bagaimana cepatnya perkembangan teknologi misalnya, yang membuat, bahkan orang asli USA sendiri, bila setahun saja tidak pulang, akan 'ketinggalan'.

Apa yang tidak dimiliki oleh USA? Mulai dari kemajuan teknologi berbagai bidang, IT, pendidikan, pertahanan keamanan, social, ekonomi, budaya, politik, bahkan agama. Di bidang social budaya dan seni misalnya, film Amerika paling didemeni, walaupun jumlah produksinya kalah oleh Bollywood. 

Namun tetap saja, bintang film, artis dan penyanyi asal USA yang paling banyak fans nya dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia ini.

*****
Sebenarnya, dari awal, niat saya adalah kerja di luar negeri. Tidak harus USA. Rencana besar ini terkendala ketika Corona mewabah. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia ini buka hanya berpengaruh terhadap rencana pribadi saya, tetapi juga teman-teman, bahkan negeri yang kita cintai ini terkena dampaknya.

Padahal, tidak sedikit tenaga, fikiran, waktu dan dana yang saya keluarkan. Namun itulah. Manusia memang tinggal merencanakan, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa bagaimanapun Yang Menentukan. 

Saya harus belajar bagaimana menyikapinya ini dengan penuh kesabaran.

Dari Aceh saya merantau ke Malang, Jawa Timur, tidak lain karena ingin mengikuti bagian dari proses kerja di luar negeri ini. 

Dengan ke Jawa, setidaknya saya memulai belajar bagaimana rasanya jadi seorang perantau di negeri orang.
Kini, sudah setahun delapan bulan lamanya. Sambil bekerja paruh waktu, mengikuti sejumlah pelatihan, menekuni Bahasa Inggris dan Jerman, sepertinya merupakan garis yang harus saya lalui.

*****
Seperti halnya teman-teman lainnya, sebagai manusia biasa, terkadang saya dilanda rasa cemas, was-was serta kekhawatiran, sampai kapan seperti ini?

Kalau Corona segera terhenti barangkali masih bisa meramalkan kapan terealisasi rencana kerja di luar negeri. Namun bagaimana jika tidak ada tanda-tanda bahwa penyebarana Corona Virus ini akan terhenti? Di situlah kadang ada semacam gejala 'frustasi' yang melanda diri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun