Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Etika Debat Rocky Gerung Vs Prof. Henry, Nyasar

31 Agustus 2020   16:46 Diperbarui: 31 Agustus 2020   16:57 2392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Fajar.co.id

Perubahan zaman ini diikuti dengan adanya pergeseran sikap. Di antaranya membuat orang, ada yang tidak tahu atau tidak mau tahu bagaimana harus membawa diri. Karena aturannya berbeda. Orang tidak tahu etika email, etika kirim atau menerima pesan, etika penggunaan huruf dan warna huruf, dan lain-lain.

Akibatnya, orang lain yang merasa tahu etika, bisa salah persepsi. Hanya karena di pihak yang satu tidak tahu kapan menggunakan huruf besar atau huruf kecil, pihak kedua menganggap pihak satu tidak punya etika saat kirim pesan yang ditulis dalam Capital Letter semuanya.

Oleh sebab itu muncul ilmu baru, misalnya Email Ethics. Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana cara-cara mengirim atau menulis email yang memenuhi syarat etika. Ada yang paham, jutaan lainya tidak mengerti. Ada yang sekilas tahu lewat teman.

Makanya, kita tidak bisa begitu saja kita menyalahkan orang lain, terkait kirim-mengirim pesan elektronik ini.

Demikian pula dalam etika berbedat di depan public. Sebenarnya sudah ada etikanya. Semuanya mengalami pergeseran nilai.
Meski demikian, sebagai orang terpelajar yang tentu saja tahu adat serta bagaimana hidup beradab, diharapkan tahu begaimana hars bersikap, terutama jika berhadapan dengan orang lain.

Viralnya video pembicaraan Rocky Gerung dan Profesor Henry, dosen Universitas Airlangga adalah contoh nyata yang kita sesalkan. Seharusnya, sebagai tokoh public, mestinya menjadi panutan, tidak secara vulgar menunjukkan sikap demikian. Terlebih di era zaman digital ini.      

Rocky Gerung dan Profesor Henry

Dua orang professor ini pasti tahu, bagaimana etika berdebat. Jadi tidak perlu dikritik. Pasti mereka tidak akan menerima kritikan kita, seolah mereka paling tahu bagaimana harus bersikap. 

Padahal, kedua-duanya 'salah' ketika saling menyerang bukan pada isi utama atau bahan diskusinya, namun keduanya saling menyerang pribadi masing-masing. Ada kesan debat ini tidak lebih dari saling membully.

Misalnya, saya kutip sebagain percakapan mereka berikut ini dari Warta Kota.Tribunnews.com (31/8/2020):

"Supaya orang seperti Rocky ini tahu fakta. Dia hanya bicara secara imajinasi dan teori-teori yang kadang-kadang di kampus saya sudah ketinggalan zaman," ungkap Henry.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun