Seluruh dunia pasti sudah tahu. Indonesia itu negara terbesar ke-4 Â populasinya terbesar di dunia, sesudah China, India dan USA. Tapi sedunia juga tahu, Indonesia itu bukan negara 'kaya'. Di mana-mana, yang namanya kaya itu pasti lebih diperhatikan dan jadi sorotan.
Lihat saja tetangga kita, Singapore. Mengapa lebih dikenal daripada kita? Karena 'kekayaannya'. Padahal, sebetulnya kita jauh lebih kaya. Tapi orang tidak mau tahu. Singapore dibilang lebih tertib, teratur, maju dan beradab. Singapore bersih dan mudah moderen masyarakatnya. Padahal, pasir saja, ngambil punya kita. Belm lagi udara bersih. Ibarat sudut hutan kita kebakaran, Singapore kelabakan.
Di Singapore, orang nanam sayur Kangkung saja sulit. Meludah juga repot. Belum lagi cari udara segar bagi yang sakit. Mau beli aneka buah Mangga, Semangka, Rambutan atau Nangka, repot. Apalagi dapat tempat mainan anak-anak, melancong di air terjun, tepi danau, tour di arung jeram hingga lautan luas. Mana ada?
Qatar juga. Rasanya lebih dihormati dunia ketimbang Indonesia, hanya karena kaya minyak. Padahal, negeri yang segede Pulau Madura itu, untuk nanam rumput saja susahnya bukan main cari lahan. Di Indonesia kita cabutin, di Qatar dicari.
Kalau musim panas, seperti bulan-bulan ini, orang ngeluh cari tempat rekreasi yang segar. Di Qatar tidak ada sungai, danau, laut dengan puluhan ribu kilometer pantainya, pohon nyiur kelapa yang melambai serta kekayaan alam lainnya yang tidak ada tadingannya di dunia ini.
Indonesia Surga Dunia
Indonesia ini, surganya dunia. Apa yang tidak ada di sini? Jangankan soal tanaman. Soal perolehan SIM saja, kita bisa dapat dengan mudah tanpa ikutan test, yang di Singapore dan Qatar tidak mungkin orang melakukan. Di sana, sulit, karena tidak ada yang bersedia disogok. Â Di kita sebaliknya, susah cari orang yang tidak mau disogok.
Di kita, orang disiplin akan terlihat aneh. Tepat watu itu bukan budaya kita. Sebaliknya, apa hanya karena kita kaya pohon Karet, lantas 'jam karet' itu membudaya?
Makanya, berat bagi siapapun yang memimpin Indonesia untuk mengubah menjadi orang yang bukan Indonesia. Karena yang bukan budaya kita, pasti terasa asing dan sulit diterapkan. Tidak terkecuali presiden-presiden kita yang jumahnya sudah 7 orang.
Oleh sebab itu, kita patut berikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Presiden yang mampu membawa perubahan bagi bangsa ini. Gus Dur dan Presiden Jokowi di antaranya. Bedanya di mana?
Gus Dur