Oleh karena itu, seperti keputusan yang diambil artis Cut Mini di atas, persepsi masyarakat bisa berdampak besar. Sebagai public figure, adakalanya dintuntut menyisihkan kepentingan pribadi demi harapan atau persepsi masyarakat. Mereka tidak jarang hidup bukan untuk dirinya sendiri. Namun disetir oleh harapan serta kepentingan orang banyak.
Maka, ketika misalnya Ibu Mega memutuskan mengenakan jilbab untuk selamanya, otomatis akan terjad perubahan persepsi masyarakat. Minimal, orang akan berfikiran, :"Ibu Mega tidak seperti Ibu Mega yang dulu lagi."
Tokoh PDIP yang Berjilbab
PDIP dikenal sebagai partai nasional moderat. Meski demikian bukan berarti tokoh-tokohnya tidak ada yang berjilbab. Walikota Surabaya misalnya, Ibu Risma, beliau yang dikenal tegas, mengenakan jilbab.
Sri Rahayu, anggota DPR perwakilan PDIP mewakili Jawa Timur, yang dikenal sebagai wajah baru dalam perpolitikan nasioal, juga mengenakan jilbab. Walaupun ada memang tokoh yang musiman mengenakan jilbab, seperti Rieke Diah Pitaloka.
Persepsi masyarakat terhadap PDIP memang tidak sama dengan partai lain. PDIP bukan partai Hijau, seperti PKB. PDIP dianggap bukan partai yang 'berjilbab' meskipun jilbab tidak dilarang di dalamnya.
Oleh sebab itu, ketika memutuskan untuk berjilbab bagi sosok besar seperti Ibu Mega, itu tidak gampang. Secara sosial psikologis dan mental spiritual, mengenakan jilbab akan berpengaruh terhadap persepsi masyarakat terhadap tokoh yang selama ini 'diidolakan'. Â
Beranikah Megawati Bejilbab?
Kita tidak tahu apa yang dirasakan dan direncakanan oleh Ibu Mega di usia lanjutnya ini. Sebagai manusia kita tidak boleh berfikiran negative. Malah disarankan untuk mendoakan mereka yang belum lurus hidupnya.
Sebagai muslimah, tidak ada anjuran terbaik kecuali menjalankan apa yang tertulis dalam Al Quran dan Sunnah yang dianjurkan Rasulullah Muhammad SAW. Hanya dua hal inilah pegangannya.
Namun demikian, Islam tetap memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk menentukan nasibnya sendiri, dengan segala konsekuensinya. Tetapi bukan dengan menerjemahkan sendiri aturan yang ada dalam agamanya, sesuai kemauannya. Dalam Islam sudah jelas batasan aurat bagi kaum wanita yang wajib ditutupi. Islam tidak mengajarkan kebebasan berinterpretasi menurut selera individual.