Kendalanya, kadang kegiatan-kegiatan ini perlu biaya di mana orangtua tidak selalu siap dengan dananya. Kegiatan di desa tidak selalu butuh dana masyarakat, karena desa sudah ada Dana Desa.Â
Ini sebagai contoh. Hanya saja, masyarakat perlu aktif menanyakan ke pihak aparat desa. Jika tidak, bisa jadi aparat lupa atau merasa tidak ada repson dari masyarakat. Akhirnya baik keluarga maupun masyarakat secara umum dinilai pasif.
Inilah sebagian dari akar penyebab mengapa kenakalan remaja terjadi. Musim Corona atau tidak sebenarnya sama saja. Sepanjang kita tidak memiliki langkah-langkah konkrit guna mengisi waktu luang remaja di samping study nya, bukan tidak mungkin kenakalan remaja akan meningkat, bukannya surut.
Menyalahkan langsung anak-anak remaja dalam berbagai kasus kenakalan remaja ini barangkali sebuah keputusan yang tergesa-gesa. Boleh jadi karena kelalaian kita sendiri yang membuat mereka seperti ini. Boleh jadi pula karena orangtua dan masyarakat sendiri yang tidak memiliki keharmonian antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan.
Jika sudah demikian, bukan hanya Walikota Surabaya, Ibu Risma saja yang prihatin. Di masa Corona maupun pasca Corona tidak beda. Seluruh negeri ini juga bakal sedih dibuatnya.
Malang, 10 August 2020
Ridha Afzal