Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Raibnya Warisan dan Peninggalan Zaman Baheula

4 Agustus 2020   07:26 Diperbarui: 5 Agustus 2020   16:26 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Buku Peringatan dari Staatsspoorwegen-en Tramwegen di Hindia-Belanda 1875-1925 via Wikipedia

Pencurian ini sering terjadi bisa karena lalainya pengawasan keamanan barang warisan leluhur tersebut atau system keamanan yang terlalu longgar. Bisa pula karena ketidakpahaman masyarakat akan pentingnya barang-barang kuno tersebut.

Diambil Penjajah

Patung asli Kendedes di Belanda. Sumber: bombastis.com
Patung asli Kendedes di Belanda. Sumber: bombastis.com

Saya tinggal di Singosari. Sebuah kota kecamatan kecil sebelum masuk kota Malang dari arah Surabaya. Singosari terkenal dengan riwayatnya, Kendedes, Ken Arok dan Tunggul Ametung dalam sejarahnya Kerajaan Singosari. Sebelum masuk kota Singosari, terdapat kota kecil lainnya Lawang artinya 'Pintu'. Saya menduga itu 'pintu gerbang' sebelum masuk kerajaan Singosari.

Wajah Singosari asli tidak kelihatan sama sekali. Warisan peninggalan Kerajaan Singosari tidak ada kecuali hanya sebagian kecil berupa Candi Singosari yang terletak di jalan Tunggul Ametung, Candi Renggo, sekitar 1 km dari pusat kota.

NDi depan kantor Kecamatan Singosari juga terdapat patung kecil yang kelihatan tidak terawat. Di dekat pintu masuk kantor kecamatan, sebelah kiri paling ujung, sebuah patung Buta dalam posisi duduk. 

Patung seperti ini sangat umum biasanya ada di bagian depan sebuah bangunan, kuil, candi besar atau pintu kerajaan. Seolah menggambarkan pasukan penjaga keamanan.

 Ada lagi tiga patung serupa, agak besar ukurannya, yang terletak di jalan Tunggul Ametung juga, di tempat terpisah, dengan jarak yang tida terlalu jauh satu dan lainnya. Patung-patung ini rilif nya juga sama, berupa seorang Buta yang membawa Gada, yakni semacam pemukul yang ujungnya melingkar, berbentuk seperti duri-duri diyakini sebagai salah satu senjata Wishnu dalam peradaban Hindu. Selebihnya, tidak ada yang bisa dilihat.

Untungnya, Pemerintah Kabupaten Malang mempunyai niat baik untuk mengumpulkan sisa-sisa peninggalan Kerajaan Singosari ini dalam sebuah museum, bernama Museum Singhasari. Museum ini diresmikan pada tanggal 20 Mei 2015, lokasinya di Perumahan Singhasari Residence, Desa Kl ampok, Kecamatan Singosari.

Isi bangunan museum Singhasari rata-rata berupa replica, karena barang peninggalan aslinya sudah tidak ada. Antara dicuri, hilang, hancur, di tangan kolektor atau dibawa oleh penjajah. Sudah bukan menjadi rahasia, bahwa benda-benda bersejarah Kerajaan Singosari itu berada di negeri Belanda. 

Yang paling terkenal adalah patung Kendedes. Saat ini replica patung Kendedes berukuran besar, berdiri di pintu masuk kota Malang, tepat sebelum naik Flyover menuju jalan Ahmad Yani Utara, kecamatan Blimbing, Kodya Malang.

Presiden Jokowi dan Keris Pangeran Diponegoro di Belanda. Sumber: Antara foto. BBC.com
Presiden Jokowi dan Keris Pangeran Diponegoro di Belanda. Sumber: Antara foto. BBC.com
Menurut BBC (20 Maret, 2020), ratusan ribu barang-barang peninggalan bersejarah kita berada di Belanda. Maret 2020 lalu, Pemerintah Belanda mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun