Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keteladanan Idul Adha: Adil, Syukur, dan Hidup Sehat

30 Juli 2020   21:37 Diperbarui: 30 Juli 2020   21:32 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Republik.com

Sehat

Seperti yang saya lihat apa yang ada pada pak Adi di atas. Mungkin beliau tidak kaya. Bahkan terkesan sangat sederhana hidupnya. Hanya mengenakan sandal Japit dan sepeda motor jadul. Yang saya salut, beliau tetap sehat. Cara berjalanpun cukup cepat. Dari gaya bicara dan raut wajahnya juga, saya perhatikan beliau orangnya santai, seolah tanpa ada beban.

Benar kata beliau, memang harta itu penting guna memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi yag lebih penting lagi adalah kesehatan. Aktivitas hidup teratur, bekerja, istirahat, sedikit rekreasi, olahraga, makan secukupnya. Kata Pak Adi.  

Sambil tetap tersenyum, beliau berjalan menjauh dari saya, menuruni anak tangga menuju kolam renang alami, di mana 4 orang cucunya yang katanya nakal, sedang berenang.

Kesimpulan

Sambil tetap memandang beliau yang umurnya sudah tua, namun sehat, ingatan saya jauh melayang membayangkan peristiwa yang kita peringati sebagai hari Idul Adha besok. Saya nyaris tidak mampu menempatkan diri pada posisi di mana Nabi Ibrahim yang lewat mimpinya disuruh 'menyembelih' anaknya, Nabi Ismail AS.

Saya bayangkan waktu itu Nabi Ismail masih kecil, sekecil cucu Pak Adi. Kisaran 14-15 tahun. Memasuki usia remaja. Sebuah keputusan berat.

Bagaimanapun, Nabi tetap seorang Nabi. Kebesaranya tidak terbandingkan dengan manusia biasa. Ada banyak hikmat di setiap Hari Raya Qurban yang kita peringati setiap tahunnya. Di antaranya seperti yang saya sedikit kupas di atas.

Di samping keimanannya yang kuat, pasti Nabi Ibrahim, memiliki kondisi fisik yang sehat, juga membekali dirinya dengan rasa syukur serta mampu berbuat adil. Tanpa ketiganya, tidak mungkin beliau (AS) bisa sabar dan ikhlas dalam berkurban. Ketiga-ketiganyalah yang membuat beliau pada akhirnya bahagia. Tentu saja usai menunaikan perintah Allah SWT sebagai abdiNya.  

Malang, 30 July 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun