Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Status Honor Tidak Harus Bernasib Horor

28 Juli 2020   07:21 Diperbarui: 28 Juli 2020   07:22 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tajuklombok.com

Dengan sedikit penghasilan yang saya dapatkan di Aceh, sebagai pegawai dengan status Honor 2 tahun lalu, saya harus bijak dalam menggunakan pemasukan. 

Alhamdulillah, dibandingkan dengan teman-teman seangkatan, saya sangat beruntung. Minimal tidak lagi hidup bergantung pada orangtua. Guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Alhamdulillah cukup dari honor yang saya terima.

Dua manfaat paling berharga dari hasil kerja sebagai tenaga honor di Aceh adalah, pertama saya bisa gunakan untuk bayar pelatihan Hypnotherapy. Yang kedua, untuk beli tiket, terbang lagi ke Jawa.

Saat mengikuti pelatihan Hypnotherapy, saya belajar tentang bagaimana menyikapi fenomena kehidupan secara obyektif dari sisi positif. Tidak ubahnya 4 orang buta yang sedang menyentuh seekor gajah.

Yang pertama bilang, gajah itu kecil dan tidak berbulu seberapa lebat, karena yang disentuh hanya ekornya. Orang buta kedua, menyentuh gadingnya. Mengatakan, bahwa gajah itu keras dan melengkung serta tidak begitu besar, meski agak panjang. Orang buta ketiga memegang telinganya bilang, bahwa gajah itu lebar, tipis. Sedangkan orang buta keempat, yang memegang perutnya yang bilang bahwa gajah itu besar, lebar dan kuat.

Demikianlah, saya diajarkan dalam mengamati problematika yang ada dalam kehidupan ini. Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda tergantung objek yang dialaminya, meskipun pada dasarnya sama. Sudut pandang yang berbeda.  

Ada banyak yang negative, tetapi yang positif tidak kalah jumlahnya. Artinya, dalam setiap kesulitan, sebenarnya tersimpan banyak kemudahan. Termasuk kasus ribuan tenaga honor yang ada di Indonesia ini, tidak semuanya bernasib buruk.

Berikut ini kondisi tenaga honorer di Indonesia dan penyebabnya, mengapa mereka terkesan nyaman, stagnan dan tidak ada niat untuk berubah.

Berharap Ada Peluang PNS

Menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) masih ada kurun waktu 5 tahun lagi bagi para tenaga honorer K2 (THK2) untuk mengikuti seleksi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini, sejalan dengan rencana pemerintah menghapus tenaga mereka secara bertahap.

Dalam catatan Kemen PAN-RB,  sebanyak 438.590 orang yang masih menyandang status honorer. Terdapat 157.210 (35,84%) berprofesi sebagai guru. Mereka mendapatkan upah langsung dari masing-masing kementerian tempat mereka bekerja (Merdaka.com., 20 Jan.2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun