Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Status Honor Tidak Harus Bernasib Horor

28 Juli 2020   07:21 Diperbarui: 28 Juli 2020   07:22 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tajuklombok.com

Inilah salah satu faktor penyebab mengapa tenaga honorer merasa masih ada harapan bahwa nasibnya akan lebih baik. Karena Pemerintah sendiri menyampaikan 'janji' tersebut. Walaupun tidak ada ketentuan yang pasti bahwa mereka akan 100% diangkat sebagai menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Sudah Nyaman

Mas Aris dan Mbak Heny, sepasang suami istri bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit (RS) besar di Malang sudah lebih dari 10 tahun lalu mereka berdua bekerja di sana. 

Selama ini, mereka tinggal bersama orangtua. Menurutnya, memang orangtuanya tidak menghendaki mereka berdiri sendiri, mencari tempat tinggal sendiri. Selain orangtua punya bisnis kecil-kecilan, kedua anak mas Aris dan mbak Heny juga butuh penjaga sebenarnya.

Kondisi serupa banyak dialami oleh tenaga honorer kita. Merasa sudah nyaman, tinggal bersama orangtua, apalagi sudah berumah tangga, punya anak pula. 

Memang berat jika harus pindah kerja di luar daerah. Membutuhkan banyak pikiran, tenaga juga uang guna menyesuaikan diri lagi di tempat yang berbeda. Karena itu, denga status sebagai honorer pun, dianggap tidak masalah.  

Bisnis Sampingan

Menurut Ketua Gerakan Nasional Perawat Honor Indonesia (GNPHI), jumlah perawat honor lebih dari 80.000 di Indonesia (Warta Perawat, 22 Mei 2020). Mereka bekerja di berbagai pusat layanan kesehatan. Antara lain jenisnya sebagai tenaga Kontrak, BLU/BLUD, PTT Daerah, Magang, Wiyata Bhakti, Tenaga Harian Lepas, Tenaga Sukarela dan Supporting Staff. 

Dengan penghasilan mereka yang minim, tidak jarang bahkan di bawah UMR, tidak sedikit yang memiliki bisnis sampingan.  

Saya kenal mbak Atik yang hampir 15 tahun bekerja sebagai tenaga honor, profesinya sebagai perawat. Perawat dan guru termasuk kelompok tenaga honor terbesar di negeri ini. Sebagai single parent, sejak ditinggal suaminya yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas, mbak Atik memberikan layanan Homecare juga khitan di rumahnya.

Aktivitas ini yang membuat keluarganya merasa terbantukan. Sulit baginya meninggalkan kedua anak dan rumahnya manakala pindah kerja di tempat lain, terlebih misalnya jika harus ke luar daerah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun