Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Melamar Kerja? Ini Tips Tolak Honor Jika Tidak Sesuai

4 Juli 2020   21:35 Diperbarui: 5 Juli 2020   09:57 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi wawancara kerja (unsplash.com/Tim Gouw)

Kapan kita bisa menentukan besarnya honor? Berikut ini saya mau sharing tentang tahapan-tahapan kapan kita bisa menolak honor jika tidak sesuai.

Tahap pertama, harus tahu diri. Untuk menentukan honor pada tahap awal, kita harus tahu diri: siapa kita, lulusan apa, bisa kerja apa, kinerja kita bagaimana, disiplin kita serta loyal tidaknya terhadap kerjaan.

Maksud saya gini lho, jangankan nolak honor. Kita mungkin lulusan Sarjana, atau katakanlah pasca sarjana. Tetapi kalau fresh graduate, bisa apa sih? Ibaratnya lokasi toilet saja, pasti masih akan tanya. Kalaupun pintar computer, itu banyak orang pintar computer dan bayarannya murah. 

Jadi, tahu diri yang dimaksud di sini bisa menempatkan diri. Kita harus tahu sebatas mana kemampuan diri ini. Kalau sadar sebagai Newbie, ya...jangan pasang tariff tinggi, gak bakal laku lah. Apalagi nolak kerjaan. Malu ah.....!!!.

Tahapan kedua, jangan pasang tarif dulu. Prinsip ini penting. Kita memang butuh uang, itu semua orang tahu. Tapi kalau belum apa-apa kita sudah pasang tarif, itu tidak sopan. Pengusaha apapun pasti tahu kualitas kita jika masih statusnya 'anak kemarin sore'. Jika belum apa-apa kita sudah pasang tariff, saya jamin tidak ada orang yang tertarik meng-hire anda.

Orang yang berani pasang tarif itu biasanya kelas professional menengah ke atas pengalaman kerjanya. Minimal 3 tahunlah sebelum itu, ikut ajalah apa kata senior. Yakinlah, tidak akan dijerumuskan koq.

Makanya, kalau sudah tahu bahwa status masih junior, tidak baik banyak tingkah dulu. Biar aman. Manut saja sama bos! Pasti enak. Untuk apa protes, ntar dipecat atau tidak disukai oleh senior atau supervisor. Orang mau naik tangga itu pasti dari bawah. Kalau dari atas, itu namanya terjun paying!

Tahapan ketiga, kalau mau pasang tarif, honor yang pantas, belajar kerja yang rajin dulu. Tambah keterampilan, tunjukkan loyal pada tempat kerja, yang rajin dan disiplin, serta pertajam kemampuan berkomunikasi.

Senior, supervisor atau pengusaha biasanya paham siapa kita dari cara kita berkomunikasi. Pintar berkomunikasi ini tidak sama dengan doyan omong. Orang doyan omong itu biacaranya tidak ngarah. Sedangkan yang pintar berkomunikasi itu mengedepankan teknik komunikasi, jelas arah dan tujuan, mudah dimengerti, enak diajak bicara.

Orang yang pandai berkomunikasi biasanya pandai pula negosiasi. Nampak banget mereka yang memiliki keterampilan seperti ini dalam interview. Pihak HRD biasanya tertarik meskipun harus bayar mahal, mereka siap. Kemampuan anda berkomunikasi merupakan asset organisasi. Orang yang pandai berkomunikasi beda dengan yang pandai bekerja. 

Yang pandai bicara ini cocok jadi manajer. Sedangkan yang pandai kerja cocoknya, jadi pekerja. Kalau anda pandai bicara, tolong disertai pandai kerja, terampil dan suka akan pekerjaan. Jangan hanya banyak ngomong, kerjaanya kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun