Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pak Menkes, Mohon Kembalikan Nama-nama RS Seperti Semula

6 Juni 2020   10:42 Diperbarui: 6 Juni 2020   10:46 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar dari youtube voa indonesia

Bapak Menteri Kesehatan yang kami hormati.

Kalau dipikir, benar juga. Kita yang belum tahu siapa, kapan dan mengapa menggunakan istilah 'rumah sakit' sebagai tempat merawat orang sakit, secara psikologis barangkali beda jauh dengan istilah 'hospital' dalam Bahasa Inggris. 'Rumah sakit' konotasinya 'negatif'. Rumah sakit adalah tempat orang sakit. 

Sedangkan 'hospital', yang akar katanya 'hospitality' (keramah-tamahan) lebih 'lunak'. Tempat orang sakit yang ramah. Secara psikologis, kata hospital kedengaran lebih halus, menyejukan. Rumah sakit, beda jauh dengan rumah yang 'ramah'. Rumah sakit kedengaran 'serem'. Makanya, dalam praktiknya jauh beda antara 'hotel' yang juga berakar dari 'hospitality' dengan 'rumah sakit'.

Andai bisa diubah, secara pribadi saya akan lebih suka menggunakan kata 'Rumah Sehat' sebagai tempat merawat orang sakit, menggantikan kata 'rumah sakit'. Mungkin saja di masa yang akan datang di periode kabinet-kabinet berikutnya entah kapan, siapa tahu akan berubah. Bisa sakaja usulan ini terwujud, karena di Indonesia, apa yang tidak bisa berubah?

Anyhow, kita tahu bahwa orang-orang yang bekerja di RS itu multiprofesi. Ada dokter, perawat, bidan, farmasi, teknisi laborat, fisioterapi, gizi, catatan medic, administrasi kesehatan, kesehatan lingkungan, hingga staff cleaning service. Semuanya merupakan tim yang bekerja untuk satu tujuan, yakni mempercepat masa kesembuhan pasien, mencegah terjadinya kondisi yang lebih buruh, serta mengurangi angka kemungkinan terjadinya komplikasi.

Benar, bahwa dokter memegang peranan penting dalam proses penyembuhan pasien. Dokter berperan dalam sisi pengobatan. Namun harus diingat bahwa untuk mengobatinya dokter ternyata tidak bisa melakukannya sendiri. Perolehan obat-obatnya butuh apoteker (tenaga farmasi). Di bangsal, yang memberikan obatnya butuh perawat.

 Bahkan untuk proses keperawatanya, dokter tidak terlibat. Malah perawat yang harus siap 24 jam. Apoteker terlibat cukup jarak jauh. Kadang dokter pun hanya dibutuhkan pada tahap awal. Selebihnya lewat telepon. Yang menelepon, perawat. Semuanya diserahkan kepada perawat.

Makanya dalam hal perawatan dan proses penyembuhan pasien, perawat lah pihak yang sangat memegang peranan. Karena jelasm perawat kerjanya merawat bukan mengobati. Namun demikian, kalau ada apa-apa terjadi pada pasien, misalnya muntah, diare, panas makin tinggi, ada batuk, lecet hingga koq bisa jatuh dari tempat tidur, biasanya perawat yang diminta keterangan. Bukan profesi lain. Perawat dianggap yang paling 'bertanggung-jawab', bukan dokter, bukan farmasi, bukan pula profesi kesehatan lainnya.

Kalaupun dokter menghendaki pasien harus diperiksa darahnya, urinenya, X-ray, konsultasi gizi dan lai-lain, semuanya perawat yang diminta mengatur, merencanakan, mengkordinasi, mencatat dan mengikuti serta mencatat perkembangannya. Dokter kadang cukup menerima laporan tanpa lagsung ketemu pasien. Demikian pula profesi kesehatan lain yang terlibat dalam proses perawatan pasien di rumah sakit. Jadi, tanpa mengkerdilkan peran profesi kesehatan lain, harus diakui, bahwa perawat memiliki peran sentral dalam proses keperawatan pasien di rumah sakit.

Tidak berlebihan kiranya hingga ada pepatah, : rumah sakit bisa jalan meski hanya ada satu dokter. Tetapi tidak akan bisa jalan hanya dengan satu perawat. Artinya, meskipun terdapat 100 dokter dalam sebuah RS, kalau hanya ada seorang perawat, tidak akan jalan secara operasional. Namun akan jalan meskipun hanya ada seorang dokter, namun didukung 100 perawat.

Yang jadi pertanyaan saya kemudian adalah, mengapa rumah-sakit milik Pemerintah yang notabene milik rakyat, namanya didomasi oleh dokter semua?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun