Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

30 Tahun Jadi Penyuluh KB, Baru Kali Ini Saya...

5 Juni 2020   12:57 Diperbarui: 7 Juni 2020   12:09 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penyuluhan Keluarga Berencana | Property of Tribunnews.com

Munjungan memilik tatangan tersediri bagi profesi PKB. Kondisi alam, tingkat sosial ekonomi, pendidikan, pemahaman, budaya, serta sarana dan prasarananya. Ternyata di Jawa pun, tidak semua medan kerja mudah dijangkau.

Tahun-tahun itu, terasa cukup berat. Terutama karena belum adanya sarana komunikasi seperti sekarang ini. Kami belum memiliki sarana transportasi yang mendukung, komputer, printer, juga belum ada, apalagi HP. Bisa dibayangkan seringkali laporan tertunda karena minimnya sarana-sarana perlengkapan kantor ini.

Untungnya, masyarakat walaupun tingkat sosial ekonomi rendah, budaya serta pendidikan yang terbatas, mereka mudah diajak bekerjasama. Hal ini yang membuat kami tidak mengalami banyak kendala dalam berkomunikasi.

Dalam perjalanan sepanjang 30 tahun pengalaman kerja sebagai PKB, saya tidak pernah memiliki gambaran bahwa tantangan kerja kami makin berat seperti sekarang ini. Padahal, tekologi semakin maju. Sarana makin lengkap. Tenaga kerja juga bertambah. Sarana transportasi lebih baik. Tetapi mengapa beban keja dirasa sulit?

Anda boleh tidak percaya. Tapi ini kenyataan, bahwa umur kami makin tua. Lebih dari 60% usia kami, para PKB ini, di atas 50 tahun. Kapasitas kami tidak seperti dulu lagi.

Demikian pula energi serta semangat. Meski teknologi informasi canggih, kami tidak lagi muda yang gampang menyerap ilmu pengetahuan dan keterampilan bagaimana menggunakan gawai dengan segala aksesorisnya. Sementara pekerjaan saat ini menuntut penerapan aplikasi.

Absensi kerja menggunakan aplikasi. Rencana kerja dengan aplikasi. Bukti rencana kerja dengan aplikasi. Mengirimkan laporan dengan aplikasi. Semua bentuk komunikasi terkait perkantoran dan kepegawaian semua dengan aplikasi. Padahal, asal tahu saja, Munjungan itu pelosok. Lampu sering mati, terutama jika hujan. Internet on-off. 

Di lokasi, desa-desa terpencil dan pegunungan, kerap tidak terjangkau jaringannya. Sementara kami dituntut untuk melaporkan atau kirim foto kegiatan pada saat yang sama. Munjungan, bukan Jakarta Selatan. Tapi pimpinan atas mana mau tahu?

Kadangkala, pegawai senior seperti kami harus ekstra sabar menghadapi tantangan ini. Kami tidak bisa menolak kenyataan akan terjadinya perubahan zaman dan kebutuhan IT yang makin kompleks ini. Apalagi di era Corona ini. Sebagaimana diketahui, tugas utama PKB adalah memberikan penyuluhan.

Pertanyaanya adalah bagaimana memberi penyuluhan pada msayarakat pelosok pegunungan jika masyarakat harus gunakan masker dan jaga jarak?

Kami sudah hampir 3 bulan ini tidak ngantor, tidak juga ke lapangan. Mau memberikan penyuluhan lewat Zoom? Orang pelosok desa mana yang punya Android dengan fasilitas video conferennya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun