Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pikir Dua Kali Sebelum ke Mall Sesudah Lockdown

29 Mei 2020   08:13 Diperbarui: 29 Mei 2020   08:15 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau mau jujur, orang-orang yang datang berkunjung ke mall, lebih dari 50% tidak untuk belanja. Yang paling banyak adalah jalan-jalan atau sebatas window shopping. Atau mengantar. Karena itu, shopping mall ramai sekali, bukan karena pembelinya yang banyak. Saya termasuk satu di antaranya.

Sebenarnya saya lebih suka membeli di kios dekat rumah atau milik tetangga. Selain membantu yang lemah, itu sebuah bentuk peduli terhadap perekonomian rakyat. Untuk apa saya membantu membesarkan raksasa? 

Persoalannya nih, apa yang disajikan oleh kios-kios kecil milik tetangga, itu tidak tersedia. Misalnya baju sesuai selera (warna, model dan ukuran), barang-barang elektronik dan bahan rumah tangga lain yang memang di toko kecil tidak ada. untuk yang ini, kami tidak punya pilihan lain.

Sementara, kalau mau ke pasar besar, untuk barang-barang elektronik, misalnya kipas angina saja, kuatir bukan produk original. Maklumlah, zaman gini banyak yang kawe-kawe. Kita para pembeli tidak dilindungi.

Saya pernah nanya seorang pegawai di sebuah Mall kondang di kota Malang. Untuk sebuah produk Facial Cream saja (semacam pembersih muka), tidak sembarangan masuk. Ini berarti, ada semacam Quality Assurance di mall. Kualitasnya dijamin. Karena itu harganya mahal. Nah, untuk yang ini, karena berurusan dengan kesehatan, harus mendapatkan prioritas. Saya suka sedikit lebih mahal, tapi puas. Ke mall, bisa jadi sebuah kebutuhan, atau keterpaksaan?

Akan tetapi akhir-akhir ini, isunya beda. Dua-tiga bulan terakhir, mall-mall di Malang ditutup. Beberapa outlet yang buka pada jam-jam tertentu. Supermarketnya di basement juga buka. Pengunjungnya sepi banget. Padahal weekend. Dampak Corona terhadap bisnis ini teryata luar biasa. Saat mengunjungi sebuah outlet toko buku terkenal di dalam mall tersebut, lebih dari separuh lampunya dimatikan. Pengunjungnya bisa dihitung. Karyawan yang melayani tidak lebih dari 4 orang. mereka bilang banyak yang dirumahkan. Sepi.

Lebih konkritnya sepinya bisnis di mall bisa berdampak pada hal-hal lain. Di antaranya: toko-toko yang tutup, otomatis AC nya mati, udara pengab. Kran dimatikan, otomatis saluran air tidak lagi lancar. Bahan makanan yang diwetkan dalam freezer semakin lama tersimpan tidak dikonsumsi. Bahan-bahan makanan di rak-rak juga numpuk, berdebu, kotor. Belum lagi kecoa, tikus yang lalu lalang, kita tidak tahu. Jika dirinci dalam sudut pandang kesehatan, isyunya akan merembet ke mana-mana.  

Karena itu, hemat saya, teman-teman yang masih cinta dengan kesehatan tubuhnya, harus mikir dulu sebelum ke mall. Kamar-kamar, outlet yang lama tidak dibuka, pasti hawanya tidak segar. AC kotor dan berdebu. Tidak baik untuk kesehatan paru.
Mau makan di restaurant di dalam mall, oopppsss...jangan keburu. Harus mikir dua-tiga kali. 

Tidak berburuk sangka sih, tapi perlu mikir. Stok mereka boleh jadi sudah lama, karena tutup selama dua bulan. Ini tidak sehat. Jadi, yang lebih bijak adalah, tunda dulu makan di dalam mall. Dikuatirkan stok bahan makanan yang lama ini akan berakibat kurang baik terhadap kesehatan tubuh kita. Betapapun mereka punya standard, tetapi yang namanya jaga-jaga pasti penting. Ingat, prevention is better than cure.

Mau ke toilet, menggunakan air di mall juga sebaiknya tidak tergesa-gesah dulu. Ingat binatang-binatang kecil-kecil yang saa sebutkan tadi? Bayangkan aktivitas mereka saat mall tutup. Pokoknya, dalam jangka waktu pendek. Kebersihan belum maksimal.

Ringkasnya, kalau mau ke mall, mikir dulu urgensinya apa. Ini sangat penting karena nilai kesehatan kita jauh lebih mahal disbanding barang-barang atau makanan yang kita beli. Jangan sampai hanya karena memburu barang atau makanan yang bisa kita dapat di toko milik tetangga, kita malah sakit-sakitan.
Awal Juni 2020 ini, mall-mall akan mulai dibuka. Akan tetapi cara berfikir kita harus lebih terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun