Mohon tunggu...
Rida Purwanti
Rida Purwanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan

Fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman BO dan IUFD #Part3

28 Mei 2020   12:59 Diperbarui: 28 Mei 2020   12:54 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo Mums...

Kita lanjutkan lagi sharingnya ya, semoga masih setia membacanya...

Di usia kehamilan 21 minggu saya melakukan periksa rutin dengan USG tentunya.Hasilnya bagaimana? saya bisa mendengar denyut jantung janinnya Mums, perasaan yang tak terlupakan. Namun, berita kurang baiknya berat janinnya kurang dan air ketubannya kurang. Itu yang dikatakan dokter. Saya periksa kehamilan kedua ini selang seling ke rumah sakit dan ke puskesmas Mums. Mungkin itu juga kesalahan saya, seharusnya harus dipantau terus oleh dokter di rumah sakit yang memang sudah spesialis kandungan. Karena air ketuban kurang saya dianjurkan minum yang banyak, boleh minum apasaja kecuali teh dan jamu.

Setelah tahu itu segera saya memperbaiki diri dengan menjaga asupan minum saya. Dan kebetulan pada saat itu puasa Ramadhan. Tahu kondisinya seperti itu saya memutuskan untuk tidak berpuasa, karena khawatir janin saya kekurangan cairan.

Waktu terus berjalan, seharusnya saya sudah mulai merasakan gerakan janin. Namun, saya tidak merasakannya Mums. Khawatir? iya. Ditambah lagi perut saya kok tidak semakin membesar, yang seharusnya di trisemester kedua ini perkembangannya lumayan pesat. Orang tua juga sudah ada firasat yang kurang baik melihat perut saya yang masih kelihatan kecil. Mereka menyuruh untuk segera periksa lagi. Kami menundanya karena dokter di puskesmas hanya menyarankan banyak minum, maka dari itu saya masih positif thinking semua baik-baik saja.

Akhirnya di usia kehamilan 25 minggu saya memutuskan untuk periksa dulu ke puskesmas. Saat itu saya sendiri yang pergi ke puskesmas, berharap hasilnya baik-baik saja. Sambil menunggu giliran saya menenangkan diri dengan main game, karena memang pada saat itu antri nya lama. Bersama dengan para bumil lain yang menunggu giliran, dalam hati saya hanya bisa berdoa semoga semua baik-baik saja, dan terima kasih kepada Allah karena saya diberikan kesempatan untuk hamil kedua dengan ada janinnya.

Giliran saya pun dipanggil, seperti biasa saya diminta timbang berat badan kemudian cek tekanan darah dan ditanyakan ada keluhan apa. Saya memang tidak ada keluhan selama hamil, hanya saja kurang air ketuban itu. Saya menunggu lagi unuk melakukan USG, agak lama lagi pada saat itu dan memang ada beberapa yang mau USG juga. Setelah beberapa menit dokter datang dan mulai memanggil kami. Saya hampir terakhir dipanggil. Saya masuk ke ruangan USG dan dokter mulai memeriksa. Apa yang terjadi Mums???

Ya, saya melihat di layar tidak ada tanda kelap kelip jantung janin. Dokter juga dengan raut yang cemas karena tak bisa menemukan DJJ :(

Saya tanya ke dokter apakah ada yang tidak beres? apakah ada masalah? tapi dokter menyuruh saya untuk tenang terlebih dahulu. Firasat saya semakin tidak baik, kenapa di layar tidak ada kelap kelip seperti USG sebelumnya, dalam hati Ya Allah aku mohon jangan ambil bayiku. Rasanya seluruh hati ini remuk sudah.

Dokter melanjutkan pemeriksaan dengan dua mata, maksudnya untuk second opinion. Beliau memanggil dokter lain untuk memeriksa kandungan saya. Dan ya.... dokter akhirnya memberitahu saya bahwa adik bayi sudah tidak ada. Seketika itu Mums, seakan bumi berhenti berputar saya syok dan air mata terus saja menetes seakan tak terima dengan kenyataan ini. (ketika saya menulis ini pun tak kuasa saya menahan air mata).

Dokter terus saja menasihati saya, meminta saya untuk bersabar dan ikhlas. Memberikan motivasi kepada saya, bahwa tidak hanya saya saja yang pernah mengalami seperti ini. Sebagai seorag ibu yang tahu bahwa janinnya sudah meninggal di dalam kandungan saya pun seolah tak menghiraukan semuanya, hanya bisa meratapi kenapa harus saya kenapa harus janinku yang diambil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun