Mohon tunggu...
Rida Nugrahawati
Rida Nugrahawati Mohon Tunggu... karyawan -

-- Penyuka Imajinasi dan Cerita Fiksi -- 🏡 Kuningan-Jabar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Brownies Keju, Bunda Rindu

30 November 2018   20:00 Diperbarui: 30 November 2018   20:12 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. sajiansedap.com

Malam ini kulihat sebuah ilustrasi mengejutkan. Tak sampai hati aku melihatnya. Di depan sana ada sepasang suami istri sedang bertengkar. Apa yang sebenarnya mereka debatkan. Miris, kenapa mereka harus berdebat didepan anak.

Kulihat tangisan seorang anak perempuan manis nan cantik, dengan rambut panjang terurai, berkulit putih. Ia bernama Melani berumur 3 tahun. Melihat wajah polosnya semakin membuat hatiku terkikis. Ia menangis dipojok depan rumah. Kupikir mereka berdua tak akan bertengkar larut malam begini.

Menyeruput coklat panas disuasana dingin seperti ini biasanya sangat menyenangkan. Tapi tidak dengan malam ini. Aku terus memperhatikan Melani, inginku berlari mendekap tubuhnya yang mungil dan membawanya pulang bersamaku. Tapi itu tak mungkin, aku tak mau dikatakan ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka.

"Sayang, sudah larut malam ayo kita tidur" suara suamiku yang lembut tiba-tiba membuyarkan perhatianku.

"Eh iya sayang, tapi.." mataku melihat kearah Melani.

"Sudahlah, besok pagi saja kau kerumahnya sambil memberikan brownies keju kesukaannya. Pasti ia senang" pinta suamiku.

"Baiklah" ucapku sambil memegang tangannya dan menarik masuk rumah.

Aku tak bisa tidur. Fikiranku hanya terfokus kepada Melani. Aku tiba-tiba menangis. Suamiku Milzam, ia terbangun mengelus rambutku.

"Aku tak tega melihat anak itu terus menangis, sampai sekarang tangisannya masih terngiang ditelingaku" ucapku sambil memeluk Milzam.

"Aku mengerti kamu pasti sangat sedih. Tapi jangan sampai mengganggu waktu tidurmu. Kamu butuh istirahat. Sekarang menangislah agar hatimu lega dan sesudah itu tidur ya" sambil terus mengelus rambutku.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun