Mohon tunggu...
Rida Fitria
Rida Fitria Mohon Tunggu... Freelancer - An author of several books; Sebongkah Tanah Retak, Bunga dan Duri, Paradesha, Jharan Kencak, dll.

Ketika kita berkata, "Selamatkan bumi!" Sejatinya kita sedang menyelamatkan diri sendiri dan anak cucu dari bencana dan kepunahan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Para Pecinta Pancasila, Gabung Yuuk!

24 Mei 2011   11:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:17 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

DISKUSI PERINGATAN
HARI LAHIRNYA PANCASILA YANG KE-66

LATAR BELAKANG

Pancasila sebagai dasar negara, filosofi bangsa, ideologi pemersatu atau Staats Fundamentele Norm serta Weltanschauung ditengarai mulai mengalami kemunduran. Perilaku politik di tataran elite negara, maraknya korupsi di berbagai tingkatan, kian banyaknya pengangguran dan meningkatnya angka kemiskinan sebagai fakta dari kemunduruan tersebut.

Menurut Asvi Warman Adam, eksistensi Pancasila di kancah politik Indonesia juga diyakini mulai memasuki gelombang ke empat. Kondisi ini ditandai dengan semakin menguatnya keinginan masyarakat agar peran dan fungsi Pancasila kembali direvitalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gelombang pertama terjadi ketika Pancasila diciptakan, saat Soekarno berpidato di depan BPUPKI, 1 Juni 1945. Gelombang kedua terjadi ketika konstituante, pasca Pemilu 1955, memperdebatkan apakah Pancasila terus jadi dasar negara atau ideologi lain. Hal ini yang kemudian berujung pada Dekrit Presiden 1959. Gelombang keempat terjadi ketika Pancasila dimanipulasi, disalahgunakan, dan hanya boleh diterjemahkan, diinterpretasikan, dan bahkan dipakai menjadi alat untuk memukul musuh-musuhnya oleh kekuatan Orde Baru. Akibatnya, ketika rezim Orde Baru tumbang pada masa reformasi, kejatuhan Soeharto berdampak buruk terhadap Pancasila yang makin dilupakan. Kini untuk merevitalisasi Pancasila tidak mudah. Jika pada masa Soekarno mereka (para pendiri bangsa) menempatkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa di urutan pertama karena dianggap penting untuk menyatukan semua pihak, pada masa sekarang justru harus dimulai dari sila kelima. Karena memang disitulah tuntutan zamannya.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan dari kegiatan ini adalah menghidupkan kembali semangat berpancasila yang lambat laun mulai tergerus, khususnya pada generasi muda bangsa ini. Semangat reformasi yang lantang dan tak terbendung mempunyai sisi negatif, salah satunya mulai suramnya semangat berpancasila dalam tananan kehidupan bangsa ini. Dengan diskusi ini, diharapkan ruh-ruh Pancasila kembali dikibar-kumandangkan sebagai dasar dan idiologi bangsa ini.

TEMA DISKUSI
Adapun tema diskusi kali ini adalah ”Meneguhkan Pancasila, Menegakkan Kedaulatan Rakyat”.

WAKTU DAN TEMPAT

H a r i : Selasa
Tanggal : 31 Mei 2011
Waktu : Jam, 12.30 - Selesai
Tempat : Paseban Agung Sonyoruri
Gunung Lemongan – Desa Papringan
Kecamatan Klakah – Kabupaten Lumajang

NARASUMBER

Narasumber : 1. DR. Sjahrazad Masdar MA – Bupati Lumajang
2. AKBP Tedjo Wijanarko – Kapolres Lumajang
3. Bambang Budiono – Direktur Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Airlangga, Surabaya
4. Nanang R. Hidayat – Penulis buku ”Mencari Telur Garuda”, Yogjakarta
5. Halim HD – Budayawan, Solo
Moderator : Agus Gunawan Wibisono – Perguruan Rakyat Merdeka, Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun