Mohon tunggu...
Rida Fitria
Rida Fitria Mohon Tunggu... Freelancer - An author of several books; Sebongkah Tanah Retak, Bunga dan Duri, Paradesha, Jharan Kencak, dll.

Ketika kita berkata, "Selamatkan bumi!" Sejatinya kita sedang menyelamatkan diri sendiri dan anak cucu dari bencana dan kepunahan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Morning Sick" Ditemani Tolak Angin

17 Juli 2018   09:34 Diperbarui: 17 Juli 2018   09:53 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saya seorang ibu empat orang anak. Setiap kali hamil, pada trisemester awal hingga kandungan berusia empat bulan pastilah mengalami yang namanya morning sick parah. Entah sejak kehamilan anak yang nomor berapa ( sulung saya Desember tahun ini berusia 19 tahun ) - rasanya sih sudah seumur hidup mengenal Tolak Angin hehehe - yang saya ingat pagi hari saya yang penuh penderitaan menjadi lebih baik setelah mengkonsumsi jamu herbal Tolak Angin bersama air putih hangat. Minumnya dipisah, karena saya lebih suka minum cairan kental Tolak Angin yang manis menyegarkan karena ada mint dan jahenya secara langsung tanpa dicampur air putih. Air putih hangat biasanya diminum sebelum atau sesudahnya. 

Kami sekeluarga mengkonsumsi Tolak Angin dalam berbagai keperluan, entah itu ketika sedang kurang sehat saat di rumah atau saat perjalanan ke suatu tempat yang agak jauh, untuk menjaga stamina. Tapi bagi saya pribadi, ingatan yang paling berkesan bersama Tolak Angin adalah pada empat bulan pertama di masa-masa kehamilan itu. Rasa mual yang parah terutama di pagi hari yang berat, sungguh sangat menyiksa. 

Saya nyaris tak mampu melakukan aktivitas apapun selain tergolek lemah di tempat tidur, mual dan muntah-muntah membuat badan semakin tak nyaman. Rasanya campur aduk, kesal dan marah setiap kali ada makanan yang masuk lalu keluar lagi secara menyakitkan. Kondisi kepayahan seperti ini bertahan selama beberapa bulan. Bayangkan saja saudara!

Untuk membuat nyaman, suami saya yang penyayang melakukan semua hal yang saya minta. Dua benda wajib yang harus ada setiap saat adalah botol berisi air hangat untuk mengompres sekujur badan terutama bagian pinggang ke atas, dan Tolak Angin tentu saja. Botol hangat jika ditempelkan pada tubuh yang pegal-pegal menjadi rileks, sekaligus menghangatkan bagian tubuh luar yang terasa dingin karena kurang makan ( liat makanan atau membaui saja langsung muntah-muntah ). Sedangkan Tolak Angin berguna mengurangi rasa mual dari dalam. 

Dalam kondisi yang sangat parah, saya bisa minum Tolak Angin sebanyak tiga atau empat kali dalam rentang waktu dua puluh empat jam. Tapi biasanya saya batasi dua kali saja setiap harinya. Pagi hari dan satu lagi mengikuti serangan mual paling parah berikutnya, bisa siang atau sore harinya.

Sebagai seorang muslimah sungguh saya bersyukur kepada Allah Yang Maha Rahmaan Rahiim ada jamu herbal seperti Tolak Angin ini. Tak bisa dibayangkan jika dalam kondisi sakit masih harus meracik sendiri jamu-jamuan yang kita butuhkan. Selain itu saya termasuk orang yang pilih-pilih jamu, harus lihat-lihat dulu bahannya apa saja dan saat diminum apakah muncul efek samping yang tidak enak pada tubuh? Kalau bikin sehat ya diminum terus. Seperti Tolak Angin dari Sido Muncul ini.

Minum Tolak Angin Kala Lahiran, Masa Nifas, dan Menstruasi

Sebagai keturunan leluhur Madura, yang kita semua tahu keahlian mereka di bidang racik meracik jamu tradisional, tradisi ini tentu saja mempengaruhi kehidupan saya sebagai seorang wanita. Sejak kecil sudah dibiasakan minum jamu, pahiiit gaeesss. 

Tapi kemudian menjadi terbiasa dan malah mencintai setelah tahu khasiatnya yang menyehatkan tubuh. Karena jamu-jamuan ini, masa remaja saya yang biasanya di awal-awal menstruasi mengalami apa yang disebut 'dilepen' namun berkat jamu tradisional Madura tidak pernah lagi mengeluhkan hal itu.

Perasaan tidak enak saat menstruasi juga bisa mengkonsumsi Tolak Angin. Terkadang pegal-pegal dan meriang juga menjelang atau hari-hari pertama haid. Jika sedang tidak memiliki atau kehabisan jamu khusus wanita ala Madura, ya saya minum Tolak Angin saja. Badan terasa lebih enteng kemudian. 

Setelah menjadi seorang Ibu, memang ada jamu khusus lahiran bikinan sesepuh Madura. Pahitnya gaesss, tak terkatakan hehehe. Demikianlah orisinalitas jamu-jamuan Madura, umumnya tidak dicampur pemanis entah itu gula merah atau gula pasir. Biasanya atas inisiatif sendiri perempuan Madura minum sesendok madu atau bubuk kopi yang dicampu gula untuk mengobati rasa pahit jamu. Mungkin sebab rasa pahit inilah terkadang saya libur minum jamu racikan Madura ketika masa nifas hihihi, dan beralih pada Tolak Angin yang jika diperhatikan bahan-bahannya yang tercetak di bungkusan juga tak beda jauh dari apa yang biasa digunakan dalam jamu-jamuan Madura. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun