Mohon tunggu...
Rico Ricardo Lumban Gaol
Rico Ricardo Lumban Gaol Mohon Tunggu... Penulis - Energi terbarukan bukanlah energi alternatif, melainkan jawaban dari kerisauan kedepannya

SEO Expert bidang Energi Terbarukan 2022 Kegiatan sehari-hariku masuk keluar wilayah 3T mendampingi wilayah-wilayah yang belum tersentuh listrik PLN samasekali. Salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mulai dari yang Kecil

28 April 2016   23:45 Diperbarui: 28 April 2016   23:59 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Ketika niat baik terhenti karena ketidakyakinan akan dampak baiknya dari niat itu, saat itu pula kita akan tahu bahwa kita telah membuang-buang waktu. Niat baik tak harus dirasakan oleh puluhan atau bahkan ratusan orang secara langsung. Bahkan dampaknya bermula hanya untuk satu atau dua orang saja itu sudah menjadi kebaikan yang mengakar. Aku percaya setiap orang yang setia terhadap perkara-perkara kecil kapanpun diberikan tanggung jawab besar dia akan setia pula.”

Dua malam yang lalu, tanggal 26 April 2016, aku dan beberapa temanku berkumpul di suatu desa di daerah yang memiliki suhu yang dingin. Kami datang dari berbagai daerah, memang tidak jauh, akan tetapi jika dilihat dari niatnya, kami berangkat dari tempat kami meletakkan kepala ke tempat yang bukan kediaman kami. Dan kami datang dengan hati yang tulus, mata yang berbinar, tujuan yang baik, untuk kemandirian lokal yang menunjang kemajuan daerah.

Kami semua memulai dengan semangat. Menjauhkan segala gangguan seperti telepon genggam. Mengabaikan mulut yang menganga karena mengantuk. Menaklukkan mata yang berat hingga memerah. Iya, kami melalui itu semua disaat kami kumpul dan bercerita berbagi pengalaman dan menyusun rencana untuk kemandirian lokal. Hampir tidak ada yang tidak bercerita malam itu. Dan baru malam itu aku merasakan keaktifan saudara-saudariku itu di saat ada forum.

Keesokan harinya, sesuai jadwal yang kami rencanakan sebelum memulai forum malamnya, kami masih melanjutkan pembicaraan yang tertunda karena malam itu terhenti mengikuti kesepakatan akan berhenti hingga pukul 11 malam. Pagi itu kami memulainya setelah beberapa teman yang berjuang mempersiapkan sarapan untuk kami. Sama seperti semalamnya, makan sebelum forum. Bedanya, semalamnya kami membeli makanan jadi, sedang pagi esoknya sarapan yang dihidangkan adalah masakan sendiri.

Sekitar pukul 9 pagi, kami memulai pembahasan selanjutnya. Kami memasuki pada tahap analisa setiap kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan rencana untuk pengadaan serta sampai pada antisipasi kemungkinan yang merugikan. Setelah beberapa jam berlalu, terlihatlah beberapa dari kami yang mulai merasa gelisah karena ide yang hampir terhenti.

Akhirnya kami berbagi cerita dengan seseorang yang lebih berpengalaman dengan kami, kami menyebutnya “bapak”. Beliau mengutak-atik apa yang ada di dalam benak kami, niat kami, dan rencana kami yang dikatakannya bahwa ide seperti ini tak perlu orang seperti kami yang melakukannya. Hmmm, aku merasa terlalu diangkat. Iya, kami terlalu diangkat sehingga diharapkan harus bisa memikirkan yang berbeda dengan orang lain pada umumnya. Pada akhirnya kami menjadi kebingungan dan hampir melupakan rencana awal.

Dan, ide demi idepun bermunculan dalam benak tetapi tidak terungkapkan. Itu terlihat dari raut wajah dan binar mata yang terpampang jelas. Semoga setelah beberapa hari kedepan kami sudah bisa berbagi ide, mengeluarkan ide, dan ide itu yang bisa diterapkan untuk pemberdayaan masyarakat. Semoga bukan sekedar bisnis sosial. Semoga benar untuk kemandirian lokal.

“Jangan menyalahkan siapapun, melainkan melihat diri sendiri karena kebelummampuan diri sendiri mungkin jadi pemicu kegundahan hati saat ini. Terus belajar, terus berlatih.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun