Mohon tunggu...
Rico Hermanto
Rico Hermanto Mohon Tunggu... Marketing -

Belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Film "Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara" Membuatku Batal Nonton "X-Men Appocalypse"

24 Mei 2016   23:52 Diperbarui: 25 Mei 2016   09:29 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya adalah penggemar film-film Hollywood, terutama untuk film-film yang populer dan masuk box office amerika, tentu saja tidak ketinggalan film-film Superhero yang kini tengah menjamur akhir-akhir ini, sebut saja Deadpool di awal tahun, lalu BatmanVSuperman, dan yang terakhir Civil War yang menghebohkan bioskop-bioskop di Indonesia.

"X-Men : Appocalypse" sudah tentu masuk dalam radar ku sebagai salah satu film yang harus aku tonton bulan Mei ini. Sudah berminggu-minggu lalu saya menyaksikan trailer2nya, mencari tahu sosok Appocalypse, dan tentu saja sudah menyaksikan 2 film prekuel sebelumnya.. tetapi.. kemudian.. Ada 1 film yang mengusik nurani dan pikiranku.. hingga akhirnya aku membatalkan nonton x-men pada hari itu dan memilih menonton film itu.

"Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara", bukanlah film yang populer bahkan untuk masyarakat Indonesia sendiri, sangat jauh jika dibandingkan dengan AADC2 yang hingga kini (24 April) masih tayang di Bioskop. Bahkan saya sendiri pertama kali mengetahui film ini "ada" hanya dari sebuah poster kaca kecil di dinding salah satu bioskop di Bogor.

Namun dari sana, rasa penasaran pun timbul, melihat sosok cantik Laudya Cynthia Bella yang berhijab, dengan sekelompok anak-anak yang terlihat seperti dari daerah Indonesia Timur. Tidak ingin rasa penasaran berlarut lama, ku buka youtube app ku, dan ku ketik.. "Aisyah Biarkan kami bersaudara trailer"

sumber : bukafilm.com
sumber : bukafilm.com
Dan ketika trailer itu bermain, sontak aku merasa ini adalah salah satu kisah cerita yang unik dan berkesan.. Dimulai dari kisah seseorang bernama Aisyah, gadis sunda berhijab dari daerah Jawa Barat, memilih untuk menjadi guru di sebuah desa terpencil di Nusa Tenggara Timur, khususnya daerah Atambua. Walaupun masih dalam satu Indonesia, Jawa Barat dan NTT memiliki banyak perbedaan yang cukup signifikan mulai dari alam geografisnya, iklim cuaca, juga perbedaan yang bersifat sosial seperti budaya, bahasa, dan Agama. 

Tentu tidak mudah bagi seorang Aisyah untuk menjadi guru di daerah yang penuh perbedaan, dan tidak seru rasanya jika sebuah film tidak ada yang namanya konflik. Semua itu ditunjukkan dalam trailer tersebut (walaupun kemudian film nya tidak sesederhan itu), namun yang terpenting.. aku sudah memantapkan diri untuk menonton film ini.

Cukup menunggu beberapa hari, hingga akhirnya film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara beredar di Bioskp, hampir bersamaan dengan film Hollywood yang ingin kutonton "X-Men Appocalypse", dan film Indonesia lainnya yang lebih populer dan memiliki budget marketing "My Stupid Boss". Dibintangi oleh Aktris Laudya Cynthia Bella, 2 Komika terkenal : Ge Pamungkas dan Arie Keriting, serta aktris senior Lydia Kandou, tidak serta merta membuat film ini terdengar di bioskop-bioskop Indonesia Adanya 2 film itu, sudah dipastikan film Aisyah tidak terlalu terdengar di bioskop-bioskop Indonesia. 

Baru saja kubuka apps ku, dan ternyata benar saja, film Aisyah ini hanya tayang tidak lebih dari 10 bioskop XXI yang ada di Jakarta (Kejamnya XXI terhadap film negeri sendiri).

Sumber : 21Cineplex
Sumber : 21Cineplex
Akhirnya pada weekend kemarin, ternyata aku tidak salah memilih untuk menonton "Aisyah BKB" dibandingkan film "X-Men : A". Apa yang ada di trailer atau sinopsis, ternyata hanya sekilah dari cerita sesungguhnya yang dihadirkan dalam keseluruhan film. Berbagai Pengalaman dan perjuangan sosok Aisyah di daerah terpencil Atambua, NTT.. membawa saya pada perasaan kagum dan haru, yang diselingi tawa dengan kehadiran sosok Pedro yang diperankan oleh Arie Keriting. 

Banyak pelajaran dan nilai-nilai kebaikan yang dapat kita ambil dari film ini, khususnya tentang persaudaraan kita dengan orang-orang yang berbeda dengan kita, dibawah bingkai NKRI. Berlokasi syuting langsung di daerah Atambua NTT dan menghadirkan langsung orang2 dan anak2 NTT asli untuk berperan dalam film, menunjukkan langsung kepada kita seperti apa realita kehidupan saudara-saudara kita yang tinggal dibagian timur Indonesia tersebut.

sumber : tbs.twimg.com
sumber : tbs.twimg.com
Satu catatan penting yang juga aku pelajari, bahwa film-film Indonesia saat ini sudah semakin baik dan berkualitas. Film-film mistis yang berbau pornografi sudah hampir tidak ditemukan lagi dalam dunia perfilman Indonesia. Selain menonton film-film luar negeri, Sudah saatnya kita lebih menghargai dan juga mulai untuk menonton film-film Indonesia yang selain menghibur, juga kaya akan nilai-nilai kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun