Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasus Mirna: Mengapa Poin Penting Ini Bisa Lewat?

8 September 2016   10:50 Diperbarui: 8 September 2016   13:07 2970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktur Pemasaran KIA Motor, Hartanto Sukmono. saat bersaksi di sidang Jessica (dok: Kompas TV)

Kemarin, Rabu 7 September 2016, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kembali mengelar perkara pidana kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa tunggal Jessica Kumala Wongso. Pada persidangan hari ini Penasehat Hukum menghadirkan saksi; Direktur Pemasaran KIA Motor, Hartanto Sukmono.

Keterangan Hartanto Sukmono:

'’Saya sedang mengadakan meeting di Kafe Olivier hari itu sama dengan empat sampai lima orang lainnya. Saat itu saya datang kafe sekitar pukul 16:00 WIB. Sebelumnya, sudah ada empat rekan kerja saya yang terlebih dahulu duduk disana’’

‘’Karena saya lagi meeting, dan saya dengar ada suara orang bicara, Sekilas saja, dalam hati saya, oh sedang menelepon. Dia berdiri disebelah saya’’. Saya tidak ingat duduk di meja nomor berapa. Namun dari meja nomor 54, tempat Jessica berada, jaraknya tidak terlalu jauh. Jaraknya hanya terlampau beberapa meter’’

Analisa: Direktur Pemasaran KIA Motor ini dalam keterangannya mengatakan bahwa ia datang pada pukul: 16:00 Wib, tetapi sebelumnya sudah ada empat rekan kerjanya yang telah lebih dulu duduk disana (dekat meja nomor 54).

Nah, berangkat dari keterangan tersebut dapat ditarik sebuah  kesimpulan bahwa jarak antara meja empat rekan kerja Hartanto KIA Motor ini berada tidak jauh dari meja nomor 54, meja Jessica. Dan harusnya yang menjadi saksi yang meringankan Jessica bisa lebih dari satu orang (selain Hartanto Sukmono) - yakni keempat rekannya (Hartanto Sukmono) yang sudah duduk duluan di dekat meja nomor 54.  Kenapa Demikian?

Karena keempat rekan kerja salah satu petinggi KIA Mobil ini sudah duduk duluan di meja yang jaraknya tak begitu terlalu jauh dari meja nomor 54. Sehingga saya meyakini diantara empat rekan kerja Hartanto Sukmono ini setidaknya sesekali pernah melihat atau tidak sengaja melihat ke arah meja nomor 54 dan melihat aktivitas Jessica disana.

Keyakinan saya ini timbul atas dasar; karena keempat rekan kerja ini datang duluan , sedangkan Hartanto Sukmono yang merupakan Direktur Pemasaran KIA Motor baru datang menyusul pada pukul: 16:00 WIB. Tapi mengapa hanya Hartanto Sukmono saja yang dijadikan saksi yang di BAP, sementara keempat rekan kerjanya yang nyata-nyata datang duluan (yang memiliki kemungkinan sangat besar melihat aktivitas Jessica dan sangat bisa meringankan Jessica) justru tidak diambil keterangannya dalam BAP kepolisian, ini ada apa?

Keterangan lain Hartanto Sukmono yang menyebut bahwa saat itu ia melihat Jessica sedang menelepon sambil berdiri disebelahnya.Itu artinya saat itu jarak atau posisi antara Jessica begitu dekat dengan salah satu petinggi KIA Motor ini (berdiri disebelahnya) Dan bisa dipastikan saat itu petinggi KIA Motor ini duduk di satu meja yang sama dengan keempat rekannya tersebut.

Sehingga, jika petinggi KIA Mobil ini saja bisa melihat Jessica sedang menelepon bahkan jaraknya pun sangat dekat yakni Jessica berdiri disebelahnya, keempat rekan kerja petinggi KIA Motor ini pun saya yakin betul melihat juga Jessica yang sedang menelepon dan berdiri disebelahnya (Hartanto Sukmono).

Bahkan hanya karena mendengar ada suara saja petinggi KIA Motor ini langsung melihat ke arah suara itu dan ternyata suara itu ada disebelahnya. Itu artinya jarak meja Jessica ke meja petinggi KIA Motor ini sangat-sangat dekat , dan sangat aneh jika penyidik tidak mengambil keterangan keempat rekan kerja Hartanto Sukmono yang sama-sama duduk di meja yang sama ( sangat dekat dengan meja nomor 54), padahal keempat rekannya ini juga bisa menyelamatkan Jessica dari ancaman pidana mati yang dituangkan penuntut umum dalam dakwaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun