Mohon tunggu...
Ricky Ferdi
Ricky Ferdi Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat Junio

hanya sekedar orang biasa yang butuh kasih sayang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ramai-ramai Jualan "Emak-emak", Seberapa Besar Aspirasi Mereka Diserap?

17 Februari 2019   13:12 Diperbarui: 17 Februari 2019   13:26 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilihan Umum tahun 2019 ini, kalangan ibu-ibu atau emak-emak selalu menjadi incaran bagi partai politik demi meraup suara. Sebenarnya, berapakah jumlah emak-emak ini di daftar pemilih tetap (DPT) KPU RI?

KPU RI menetapkan 192 juta jiwa Warga Negara Indonesia memiliki hak suara. Dikutip dari beberapa sumber, berdasarkan DPT kedua, jumlah pemilih perempuan cenderung lebih banyak yakni sebesar 96.557.044 orang. Sedangkan pemilih laki-laki 96.271.476 orang.

Undang-undang pun mewajibkan minimal 30 persen caleg, dan 30 persen anggota parlemen harus berjenis kelamin perempuan. Namun kebanyakan partai hanya secara formalitas menerapkan hal itu. Mengutip dari Tirto, kuota perempuan 30 persen di parlemen belum pernah tercapai. Yang kemudian jadi perhatian, adalah seberapa besar aspirasi mereka diserap oleh anggota dewan dari kalangan perempuan ini.  

Aspirasi para emak-emak ini, biasanya didominasi terkait tiga hal, yakni harga sembako yang terjangkau, pendidikan anak yang berkualitas, dan peningkatan kemampuan mereka agar tercipta kesetaraan. Apakah benar partai politik sudah menyerap aspirasi ini?

Jika melihat tiga masalah tersebut, memang peran-peran lintas sectoral sangat menentukan, mulai dari kebijakan-kebijakan perekonomian, kebijakan Pendidikan, hingga peran posisi-posisi strategis di bidang perempuan.
Untuk itu, kiranya kehadiran pimpinan perempuan di jabatan-jabatan yang menentukan itu dianggap penting.

Seperti dikutip dari Tribunnews, Komisioner Komnas Perempuan Masruchah berpendapat, secara ideal, representasi perempuan di kementerian dan parlemen harus bisa menyuarakan persoalan diskriminasi dan kesetaraan terhadap perempuan.

Namun kenyataannya masih banyak kendala-kendala, seperti kebijakan partai yang belum memiliki sudut pandang kesetaraan gender. Idealnya, kata Masruchah, seorang politisi perempuan juga bisa independen, dan bahkan bicara atas nama partai. 

Penempatan perempuan pada posisi penting oleh parpol, seperti NasDem adalah hal yang sangat baik dicontoh. Aspirasi para perempuan di Indonesia, dipahami betul oleh partai besutan Surya Paloh ini.

Bahkan, jumlah caleg perempuan mencapai 38 persen. Salah satu kadernya juga menjadi Menteri perempuan di Kabinet Kerja, yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutana Siti Nurbaya Bakar.

Politisi NasDem Eva Yuliana mengatakan, peningkatan kapasitas perempuan Indonesia adalah yang utama.

Selain memberikan pelatihan, seminar dan berbagai kegiatan meningkatkan kapasitas, ia juga berupaya menggencarkan pasar murah, untuk membantu perempuan dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun