Mohon tunggu...
Inovasi

Ideologi, Lingkungan dan Satu Pandangan Dunia (Resume)

21 September 2017   21:54 Diperbarui: 21 September 2017   22:00 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memiliki pandangan terhadap lingkungan sangatlah penting. Karena lingkungan telah menjadi satu bagian yang selaras dengan suatu kehidupan. Bersama Brundtland dan Rio, sebuah era persuasi dan pembelajaran mendekati akhir dunia, di mana tampak menghargai ketika menyangkut lingkungan, 'kita semua berada dalam perahu yang sama' (Fischer & Hajer, 1999, hal.1). Nilai alam dan ekologi sekarang menjadi perhatian yang tidak kontroversial (Eder, 1996). Seperti yang di katakan sebelumnya, kita memang berada satu perahu, karena kita semua akan saling berkesinambung dengan lingkungan sekitar sebagaimana tingkat eksistensi itu sendiri. Namun, meskipun kita berada pada satu perahu, kita tidak akan sepenuhnya akan mendayung dengan arah yang sama di antara banyaknya ideologi tentang environmentalisme di berbagai lapisan masyarakat.

Hawken (1998, hal 376) menyatakan: Jika setiap perusahaan di planet ini mengadopsi praktik lingkungan dan sosial perusahaan terbaik, misalnya Body Shop, Patagonia, dan Ben dan Jerry's, dunia masih akan bergerak menuju degradasi lingkungan dan kolaps.

Pada penulisan ini sebenarnya, di dasarkan oleh pengembangan suatu perusahaan -- perusahaan yang pada akhirnya memanfaatkan alam sebagai jalur dalam mengais rejeki. Dan ini juga akan melihat bagaimana, untuk mencoba dan mengembangkan pemahaman tentang pandangan yang muncul, dasar filosofis di mana pandangan dibuat, serta bagaimana hal ini mempengaruhi prospek perubahan kita. Dalam hal ini perlunya suatu diskusi tentang pembahasan dalam memanfaatkan lingkungan sangatlah penting, di samping menjaga lingkungan itu sendiri, kita juga wajib melihat konstruksi sosial alam itu sendiri, karena dengan melihat kondisi terlebih dahulu, kita pun dapat memanfaatkannya dengan bijak, serta terhindar dari kerusakan yang fatal dan permanen.

Sebagai pengelola lingkungan sudah sepantasnya memanfaatkan lingkungan dengan benar, karena kebanyakan oknum tanpa langkah yang benar, lalu memanfaatkan alam dengan sembarang sehingga mengakibatkan kerusakan yang fatal. Yang lebih memilukan adalah ketika alam itu sendiri yang akhirnya memulihkan diri dengan sendirinya. Maka dari itu kita sebagai manusia harus mempelajarinya terlebih dahulu, sehingga dapat melihat hubungan antara manusia dan manusia, manusia dan alam, serta hubungan organisasi masyarakat dan masyarakat sehingga dapat di diskusikan, sehingga kita tidak memiliki pemahaman sesempit seperti yang seharusnya terjadi.

Perbincangan tentang Lingkungan

Selama beberapa waktu pemahaman manusia tentang lingkungan yang akhirnya terus menunjukan transformasi akan pemahaman Lingungan. seperti yang dijelaskan oleh Elkington (1997, 2004), yang terjadi dalam tiga gelombang. sedangkan Eder (1996) dalam tiga tahap. Elkington, seorang konsultan, dan Eder, seorang akademisi. Meski, tidak selaras dengan waktu dan keinginan, tentang

deskripsi dari tiga gelombang / fase, tetapi mereka menekankan dan menyetujui gagasan yang ada

pola siklus dalam popularitas dan dominasi environmentalisme atau pemahaman tentang lingkungan.

Pembahasan ini sangatlah penting, karena meski memiliki pandangan serta defini yang berbeda tehadap lingkungan, manusia harus mengembangkan  pemahaman akan lingungan agar lebih menghargai lingkungan, serta mampu membatasi dampak negatif.

Menurut Elingkton terdapat 3 gelombang. Pada gelombang pertama, yang bermula dari Hari Bumi di tahun 1970, sebagai masa ketika ada pemahaman bahwa dampak lingkungan harus dibatasi. Hal ini mengakibatkan pencurahan peraturan dan sikap defensif dari bisnis. Gelombang kedua mencapai puncaknya dengan Hari Bumi 1990 dan membawanya menyadari bahwa jenis produksi dan teknologi baru dibutuhkan dan bisnis itu akan berhasil di mana harus memimpin dan lebih kompetitif di bidang ini. Gelombang ketiga, yang dimulai di 1999, (tapi tidak menunjukkan puncaknya sesuai dengan kerangka waktu yang disediakan oleh Elkington), adalah dilihat sebagai saat tumbuhnya pembangunan berkelanjutan akan membutuhkan yang dalam, serta perubahan tata kelola perusahaan dan peran pemerintah dan masyarakat sipil.

Lalu menurut Elder (1996) memiliki 3 fase. Elder memulai tiga fase di akhir tahun 1960an. Elder menggambarkan fase pertama sebagai fase di mana ketidakcocokan ekologi dan ekonomi mencirikan masalah lingkungan. Tahap kedua terjadi ketika pendekatan peraturan mendominasi tindakan lingkungan dan ceramah. Fase ketiga, yang muncul pada pertengahan tahun 1990an, adalah "normalisasi budaya keprihatinan lingkungan dan integrasi mereka dengan pola pikir ideologis yang mapan ". melalui fase -- fase ini, kita akan memahami bahwa segala sesuatu akan di mulai dengan masalah, lalu akan terdapat pemecahan masalah, di mana akan di diskusikan inti permasalahan yang di alami, lalu yang terakhir adalah merealisasikan program yang di angkat agar lingkungan tersebut semakin terangkat dan jelas arusnya kemana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun