Mohon tunggu...
Dapurfit
Dapurfit Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Home of #SmartDieter

Di Kompasiana, kami berkomitmen untuk membuat konten yang 100% informasi, 0% marketing. Semua konten kami 100% evidence-based, dan akan disertai referensi jurnal ilmiah (studi/ penelitian).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Baper ke Makanan!

26 September 2021   10:00 Diperbarui: 26 September 2021   10:06 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti hubungan dengan sesama manusia, untuk mendapatkan hasil yang baik, kita perlu memiliki hubungan yang sehat dengan makanan. Bagaimana hubungan yang seharusnya kita miliki dengan makanan untuk berhasil diet? Caranya mudah, yaitu dengan tidak baper (bawa perasaan) terhadap makanan!

Perasaan ke makanan

Mungkin pembaca bingung, memangnya bisa ya baper ke makanan? Nyatanya, setiap orang dapat memiliki "perasaan" terhadap makanan. Perasaan ini berbeda-beda, misalnya ada orang yang terlalu 'cinta' terhadap makanan, bahkan sampai terobsesi pada makanan tersebut. Ada juga yang memandang makanan sebagai 'reward', dan ada yang bahkan takut terhadap makanan tertentu. Orang yang menjalankan diet ekstrim bahkan dapat melihat makanan sebagai hukuman dan memiliki rasa takut/ benci terhadap makanan tertentu.

Sedikit berbeda dengan hubungan antar manusia, hubungan yang baik dengan makanan adalah hubungan yang tanpa perasaan. Kita perlu memandang makanan dengan biasa saja; tidak anti, tidak benci, tidak takut, juga tidak cinta, tidak ngidam, dan tidak terobsesi terhadap makanan apapun.

'Food' is just a 'tool'

Makanan apapun dapat dianalogikan sebagai pisau: jika digunakan dengan bijak, pisau akan sangat bermanfaat bagi manusia. Seperti untuk mengolah bahan makanan, untuk operasi medis, dan masih banyak lagi. Namun, jika disalahgunakan, pisau dapat melukai bahkan mematikan. Meski begitu, 'pisau' sendiri sebenarnya tidak baik ataupun jahat. Karena pisau hanya alat, baik atau tidaknya bergantung pada penggunanya. Apakah si pengguna menggunakan pisau tersebut untuk hal yang baik atau hal yang jahat. Begitu pula dengan makanan. Tidak ada 'makanan yang baik' atau 'makanan yang jahat'. Makanan hanya alat untuk kita mendapatkan energi dan nutrisi.

Jika digunakan dengan benar, makanan dapat memberikan kita energi dan nutrisi yang kita butuhkan untuk hidup, bertumbuh, berpikir, beraktivitas, berkreasi, dan lain-lain. Namun ketika makanan "disalahgunakan" sebagai hal yang ditakuti atau menjadi reward, makanan dapat merugikan tubuh. 

Makan berlebih (overnutrition) dapat mengakibatkan obesitas dan berbagai penyakit kronis. Sedangkan kurang makan (undernutrition) dapat mengakibatkan kurang gizi, penuaan dini, gangguan pertumbuhan, dan berbagai jenis penyakit bahkan kematian. Kelebihan energi dan kekurangan gizi juga dapat terjadi sekaligus, hal ini disebut double-burden of malnutrition. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang mengkonsumsi terlalu banyak makanan yang tinggi kalori namun rendah nutrisi (seperti junk food) (1).

"Menggunakan" makanan dengan benar

Sama seperti pisau, 'baik' atau 'jahat'nya makanan bergantung pada penggunaannya. Jadi bagaimana cara 'menggunakan' makanan dengan benar?

Pertama, kita perlu menanam mindset yang objektif ketika mengambil keputusan saat mau makan. Ketika kita mau makan, berapa banyak makanan yang dimakan, apa yang akan kita makan, semua harus kita pikirkan dengan mindset yang objektif dan berdasarkan logika serta fakta. Bukan berdasarkan perasaan. Maka, langkah pertama dalam hal ini adalah jangan memakai perasaan terhadap makanan.

Jangan sampai kita memandang makanan sebagai hadiah atau reward karena hal ini akan berpotensi menyebabkan kebiasaan yang mendukung emotional eating dan stress-eating (2-4). Kedua hal ini dapat menyebabkan overeating. Contoh dari menjadikan makanan sebagai hadiah adalah perasaan perlu untuk merayakan setiap keberhasilan dengan makan; merasa perlu menghibur diri dengan makanan setiap sedang stress atau sedih, atau merasa ingin makan ketika senang/ marah/ emosi lainnya.

Berbagai perasaan terhadap makanan (sumber: instagram Dapurfit)
Berbagai perasaan terhadap makanan (sumber: instagram Dapurfit)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun