Mohon tunggu...
Dapurfit
Dapurfit Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Home of #SmartDieter

Di Kompasiana, kami berkomitmen untuk membuat konten yang 100% informasi, 0% marketing. Semua konten kami 100% evidence-based, dan akan disertai referensi jurnal ilmiah (studi/ penelitian).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apa Itu Beauty Standard?

8 Agustus 2021   14:49 Diperbarui: 8 Agustus 2021   15:13 1297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membahas beuaty standard bersama Dapurfit (sumber: instagram Dapurfit)

Banyak orang yang ingin berdiet untuk memenuhi beauty standard yang ada di masyarakat. Namun, sebenarnya apa itu beauty standard? Apakah standar kecantikan merupakan sesuatu yang nyata dan mendefinisikan kecantikan seseorang? Alasan mengapa Dapurfit membahas beauty standard pada kesempatan ini adalah karena persepsi seseorang mengenai kecantikan dan penampilan ideal, serta motivasi seseorang untuk memenuhi standar tersebut dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik orang tersebut.

Pengaruh Persepsi

Di jaman modern seperti sekarang, sosial media sangat berperan dalam mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar dan konten dengan 'tubuh ideal' yang tidak realistis membuat pria dan wanita menganggap itu sebagai definisi cantik, dan kerap kali hal ini menyebabkan orang untuk memilih jalan yang tidak sehat untuk mendapatkan 'tubuh ideal' tersebut. 

Sebuah studi menunjukkan 'thin-body ideal' berpotensi menyebabkan frustasi, negative body image dan eating disorders. Sedangkan ketika tubuh ideal didefinisikan sebagai tubuh yang sehat/ FIT, dapat mendorong seseorang untuk memilih langkah yang lebih baik dalam diet (1). Oleh karena itu, persepsi seseorang tentang 'tubuh seperti apa yang ideal' dapat mempengaruhi kesehatannya.

Pengaruh Motivasi

Penelitian dilakukan kepada wanita-wanita Asia berusia 20-33 tahun dari Korea Selatan, China, dan Jepang. Dalam penelitian ini, ditemukan wanita yang yang menganggap kecantikan sebagai sebuah 'superioritas (competitive advantage)' lebih sering memiliki negative body image. 

Wanita dengan pikiran seperti ini lebih memungkinkan untuk menyalahkan diri sendiri karena 'tidak mampu' terlihat sesuai beauty standard mereka dibandingkan dengan wanita yang melihat kecantikan sebagai bentuk 'self-improvement' dan 'individuality' (2). 

Wanita yang mengejar kecantikan untuk merasa lebih "superior" juga lebih mungkin untuk memilih cara yang tidak sehat untuk mengubah penampilan mereka dibandingkan dengan wanita yang ingin terlihat cantik sebagai bentuk self-improvement. Oleh karena itu, sejak 2012 Dapurfit selalu mengatakan "Jangan belajar diet sebelum belajar untuk mencintai diri sendiri."

Mencintai diri sendiri akan membantu orang diet dengan lebih sehat (sumber: Woman photo created by freepik)
Mencintai diri sendiri akan membantu orang diet dengan lebih sehat (sumber: Woman photo created by freepik)

Mindset Positive Self-Image

Berikut mindset para wanita yang memiliki positive self-image: "I am satisfied with that I have. So, I am glad and not greedy. I enjoy managing my appearance"; "beauty is just one of my advantages. Because I am a woman, I want to be beautiful through a clean and healthy appearance"; "(sometimes) I also feel envious & inferior. But she and I are completely different, and I could have something that she doesn't have. So, my effort to be beautiful is just enough for me" (2).

Persepsi, motivasi, dan mindset yang tepat akan sangat membantu dieter untuk memilih langkah yang sehat, baik bagi fisik maupun mental dieter, dalam usahanya untuk meningkatkan penampilan. Perlu ditanamkan dalam diri bahwa usaha diet dilakukan untuk menjadi versi terbaik diri kita sendiri, bukan untuk menjadi atau memenuhi permintaan orang lain, karena TIDAK ADA satupun standar kecantikan yang universal. Hal ini terbukti melalui 'tren' dari standar kecantikan sendiri. Jaman dulu, standar kecantikan ditentukan oleh imajinasi seniman melalui lukisan dan patung. Sedangkan jaman sekarang, standar kecantikan 'diatur' oleh iklan dan media (12, 13).

Karena itulah standar kecantikan selalu berubah-ubah, bahkan dalam waktu yang relatif singkat (3, 10, 11). Dalam waktu yang sama sekalipun, standar kecantikan dapat berbeda-beda, tergantung pada 'tren' setempat. Sebagai contoh, penggambaran "Venus", the Goddess of beauty, love, and fertility yang digambarkan oleh artis Botticelli sebagai idealisasi kecantikan era Renaissance di Florence berbeda jauh dengan Dewi Venus yang digambarkan oleh artis Lucas Cranach di German (4). Oleh karena itu, filosofer David Hume menyatakan: "beauty is no quality in things themselves: it merely in the mind which contemplates them; and each mind contemplates a different beauty" (5).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun