Mohon tunggu...
M Ricki Cahyana
M Ricki Cahyana Mohon Tunggu... Profesional -

Blogger | Health & Social Enthusiast| Master of Ceremony | Email : rickicahyana(at)gmail(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Apresiasi Java Jazz Festival 2014 Tanpa Sponsor Utama Produk Rokok

1 Maret 2014   19:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:20 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13936492351910602246

[caption id="attachment_297949" align="aligncenter" width="488" caption="Sumber : www.javajazzfestival.com"][/caption]

Salah satu gelaran festival musik jazz dunia yang paling ditunggu setiap tahunnya, Java Jazz Festival sudah mulai di gelar di Jakarta dan telah diresmikan kemarin dan akan ditutup besok (28 Februari - 2 Maret 2014). Gelaran festival ini sudah sekian kalinya, mampu menghipnotis ribuan pecinta musik jazz domestik dan juga internasional. Mendatangkan ratusan musisi jazz dunia dan Indonesia adalah salah satu bentuk pelaksana turut menyumbangkan promosi kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Tak khayal, penikmat musik jazz pun beragam. Orang tua, remaja, bahkan anak-anak pun terlihat berdatangan ke festval musik ini. Tapi yang paling membanggakan, pihak pelaksana dalam hal ini Dewi Gontha cs memutuskan gelaran tahun ini tanpa sponsor utama produk rokok yang telah melekat pada acara tersebut beberapa tahun belakangan ini. Walaupun, masih terdapat kegiatan penjualan produknya di arena, tapi langkah positif promotor kita sambut baik. Sebelumnya, pada tahun 2013 Java Jazz Festival menerima dukungan sponsorship dari perusahaan rokok terbesar di Indonesia.  Tahun lalu, juga sempat terpublikasi bahwa ada penikmat musik jazz anak-anak yang datang dan terpapar oleh kegiatan promosi industri rokok. Seperti yang pernah disampaikan oleh komisi nasional perlindungan anak (Komnas Anak) tahun 2013 yang dengan tegas menolak adanya sponsor rokok dalam gelaran java jazz festival tahun lalu.

Target Remaja dan Anak dari Sponsorship Rokok

Ketika industri rokok memberikan sponsorship untuk beragam acara musik maupun acara lainnya, mereka sesungguhnya menargetkan anak dan remaja agar menganggap rokok itu cool, gaul, dan hebat. Bentuk kegiatan sponsorship seperti ini yang umumnya membuat anak-anak dan remaja tergoda untuk mengonsumsi rokok tanpa mengetahui secara nyata dampak negatif yang ditumbulkan untuk tubuhnya. Komnas Anak pun pernah merilis data bahwa 81% remaja pernah menghadiri acara yang disponsori oleh rokok. Dalam ilmu social learning story, bahwa iklan, promosi, dan sponsor yang diberikan oleh suatu perusahaan / brand akan membangkitkan daya alam bawah sadar anak-anak lebih mudah menyerap dan menerima informasi-informasi yang di dengar, dilihat, dan dialami. Ditambah adanya dukungan lain yang mereka peroleh seperti melihat lingkungan sekitar bahkan orang tua atau keluarganya yang merokok akan menambah keyakinan anak-anak jika merokok adalah kegiatan yang tepat untuk mereka lakukan agar dapat diterima dalam kehidupan bermasyarakat.

Perlunya Pengendalian Kegiatan Promosi Industri Rokok

Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012 yang menjelaskan  tentang pengendalian produk yang mengandung zat adiktif tapi dirasa belum optimal dalam implementasiannya. Walaupun secara perlahan tapi pasti, di Juni 2014 nanti bungkus rokok akan dibubuhi oleh Picture Health Warning (PHW) disemua bungkus produk rokok. Tapi, masih ada yang kurang, yaitu Indonesia belum merestui penegakan regulasi WHO yaitu kerangka kovensi pengendalian tembakau atau yang lebih di kenal dengan sebutan FCTC (Framework Convention on Tobacco Control). FCTC penting untuk segera disahkan, agar pengendalian produk 9 cm ini lebih terkendali dan menyelamatkan generasi muda bangsa Indonesia. Melalui FCTC, produk olahan temabaku tersebut akan dikendalikan termasuk untuk kegiatan promosinya. Saya harap sebelum pemerintahan diganti dengan pimpinan baru, Indonesia sudah mengaksesi FCTC.

Belajar dari Java Jazz Festival Tahun ini

Bangga dengan Dewi Gontha cs, bisa mengeksekusi acara gelaran ini jauh lebih keren dan bombastis. Acara sekelas Java Jazz membuktikan tanpa sponsor utama industri rokok pun tetap bisa dilaksanakan dan bahkan jauh lebih baik dibanding gelaran sebelumnya. Tercatat, tahun 2010 - 2013 Java Jazz Festival mendapat sponsor utama industri rokok. Saya harap dari tahun ini, secara perlahan gelaran java jazz festival sedikit demi sedikit meninggalkan kegiatan promosi rokok dan tahun ini adalah tahun terakhir menerima arena penjualan rokok di java jazz festival. Gelaran tahun ini juga menjadi parameter promotor musik lainnya untuk gencar dan ikut menolak kegiatan promosi industri tembakau yang akan menjerat kaum muda ini. Saya harap, tidak saja kegiatan seni dan pertunjukkan. Olahraga pun sepatutnya juga menanggalkan kegiatan promosi industri ini dan seharusnya berpikir bahwa olahraga dan rokok tidak ada kaitan dan korelasinya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun