Mohon tunggu...
Richard Atmoharjono
Richard Atmoharjono Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Universitas Siber Asia

Mahasiswa Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Konflik dalam Bisnis Keluarga

28 Juli 2021   18:02 Diperbarui: 28 Juli 2021   18:06 2108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: Shutterstock

Kedua ialah konflik antar anggota keluarga. konflik falam keluarga dapat dirangkum dalam 4 hal yakni konflik tujuan, gaya hidup serta kerja, konflik yang berhubungan atas kendali perusahaan, serta meninggalkan rumah. 

Dalam hal ini gaya hidup serta kerja yang mengalami perubahan sepanjang waktu serta berbeda antara satu pihak dengan pihak lainnya memiliki potensi dalam menimbulkan konflik pada keluarga. keenganan dalam mengalihkan kendali perusahaan pada generasi penerus dari pihak pendiri ataupun pemilik yang menyebabkan konflik dalam keluarga serta perusahaan. Ketiga ialah konflik antar keluarga serta karyawan. 

Konflik tersebut yang umumnya terletak pada kepercayaan serta profesionalitas kepercayaan. Konflik tersebut tejadi diakibatkan karena adanya gaya kepemimpinan, miskomunikasi, struktur organisasi serta sistem bisnis. Oleh karena itu maka para karyawan pun dituntut agar bekerja dengan komitmen yang tinggi serta profesionalitas sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan kepada pihak pemiliki ataupun pendiri dari perusahaan (Susanto, 2007).

Terkait mengetahui penyebab dari konflik dengan secara detail. Sehubungan dengan hal tersebut konflik merupakan bidang inti yang menjadi perhatian, para pelaku bisnis hanya mengetahui sedikit mengenai manajemen konflik dalam lingkup bisnis keluarga. Dengan demikian maka dibutuhkan manajemen konflik agar dapat mengidentifikasi konflik, memperoleh solusi atas konflik tersebut.

adapun mengenai manjamen konflik diperlukan agar konflik yang terjadi dalam perusahaan tidak semakin merambat serta menggangu keberlangsungan dari manajemen perusahaan dan bahkan dapat menjadi sulit untuk terkontrol. 

Manajemen konflik pun perlu dilakukan sejak konflik pertama kali tombil dalam perusahaan. Manajemen konflik adalah tindakan konstruktif yang telah direncanakan, doorganisasikan, digerakkan, serta dievaluasi dengan secara teratur atas seluruh usaha agar dapat mengakhiri konflik yang terjadi (Laurence, L. & Mustamu, 2015).

Kemudian, mengenai manajemen konflik perlu pula diketahui strategi dalam mengelola konflik tersebut terdapat lima startegi utama, yakni persaingan, kolaborasi, penghindaran, kompromi serta akomodasi. 

Adapun strategi yang paling ideal ialah strategi kompromi yang mana merupakan stratego dalam penanganan konflik yang tergolong efektif apabila dilihat dari sisi penyelesaian tugas ataupun dalam menjaga serta meningkatkan hubungan interpersonal ataupun sosial. Strategi kolaborasi serta kompromi ialah strategi yang terbaik sebab merupakan bentuk win-win solution untuk kedua belah pihak yang sedang konflik.

Sehubungan dengan konflik yang terjadi terdapat dampak yang ditimbulkan baik dari sisi positif ataupun negative. 

Dalam hal ini dampak positifnya ialah mampu meningkatkan pencapaian sebab adanya gairah ataupun semnagay, pemecahan masalah serta kepekaan dalam mengindentifikasi masalah yang meningkat, ikatan kelompok yang dapat menjadi lebih erat, kreatifitas mengalami peningkatan, agar dapat memodifikasi sistem, mampu membantu mencapai tujuan organisasi, serta penyesuaian diri pada kenyataan. 

Adapun dampak negatifnya ialah produktivitasnya mengalami penurunan, kepercayaan pun semakin berkurang atau bahkan menghilang, timbulmya kelompok kubu, menimbulkan biaya dalam organisasi, timbul masalah moral, kelelahan mental serta fisik, terbaginya perhatian, serta hilangnya sinergi yang ada dalam perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun