Mohon tunggu...
Richard Edbert
Richard Edbert Mohon Tunggu... Makeup Artist - gantenk

tugas tugas tugas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surti dan Gaara

5 November 2018   23:11 Diperbarui: 12 Februari 2020   21:46 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Surti dan Gaara

Jumat, 11 Nopember 1943.

Surti

  Hai, namaku Surti. Aku hanya seorang gadis yang tinggal di Batavia mencoba membantu orang tua ku yang membanting tulang agar dapat menghidupi keluarga kami. Keluargaku berisikan 4 orang. Aku, adik perempuanku Susi serta ayah dan ibuku. Kami tinggal di sebuah rumah sederhana pemberian dari Rikugun (Angkatan Darat Jepang). Aku berumur 19 tahun sementara adikku Susi berumur 12 tahun. Setiap harinya, aku membantu ibu berjualan di warung kecil depan rumah bersama dengan Susi yang masih menimba ilmu di fasilitas pendidikan yang didirikan oleh Jepang. Semenjak Jepang datang, kehidupan keluarga kami membaik karena ayah mendapatkan posisi cukup penting dalam pemerintahan yang dibuat oleh Jepang. Aku juga diberikan pendidikan yang baik bersama dengan adikku dibandingkan saat Belanda masih berdiam disini. Aku dan adikku merasa senang sekali semenjak kedatangan Jepang ke negeri ini, walau sebenarnya aku curiga bahwa fasilitas yang diberikan oleh Jepang ini hanya untuk menipu rakyat supaya rakyat dengan sukarela mau membantu Jepang.

  Hari ini hari jumat, aku seperti biasa membuka warung tepat pukul 6 pagi sembari membantu Ibu menyiapkan sarapan untuk ayah yang sedap bersiap -- siap untuk berangkat kerja. Sementara susi, sedang mengerjakan PRnya sebelum nanti berangkat ke sekolah. Aku baru saja membuka warung,  tiba -- tiba ada suara yang terdengar seperti suara seorang pemuda ,"Sumimasen, permisi, halo?". Aku pun segera mengecek ke warung dan ternyata ada seorang tentara Rikugun yang terlihat muda dan tampan, aku menyambutnya dengan ramah. "Ya? Ada apa mister? Saya bisa bantu?," aku menyambutnya dengan nada tergesa -- gesa. "Halo, saya mau kopi, black. Tidak pakai gula. Bisa?,". "Hait! Siap saya buatkan mister!," aku segera menyajikan segelas kopi hitam panas special untuk pemuda tentara rikugun ini. "Ini mister! Hati -- hati panas ya," sembari memberikan segelas kopi hitam panas kepada pemuda tersebut. "ya, terima kasih banyak, ini uang saya bayar. Nama kamu siapa?," Tanya pemuda tersebut. "Nama saya Surti, kalau mister?" aku membalas dengan ekspresi gembira. "Oh, saya gaara. Sampai nanti ya, saya harus kerja," ia pun pergi meninggalkan warung. Sepanjang hari, aku terus memikirkan nama yang seakan -- akan terus berulang dalam pikiranku.. Gaara oh gaara mengapa aku malah memikirkanmu sekarang. Waktu pun terasa berjalan dengan sangat cepat karena aku terus memikirkan Gaara, tanpa disadari sudah saatnya aku menutup warung.

Sabtu, 12 Nopember 1943

  Hari ini hari sabtu, seperti biasa aku tetap membuka warung tepat pukul 6 pagi. Baru saja aku membuka warung, tiba -- tiba terdengar suara yang sepertinya sangat familiar denganku. "Hey! Surti!," ucap seorang pemuda. Aku pun menoleh dan melihat bahwa itu suara seorang pemuda yang baru saja berkenalan dengan ku kemarin, yap suara Gaara. Aku pun membalas sapaannya dengan ramah dan senang. Kebetulan ia sedang diliburkan hari ini, ia pun menghabiskan waktunya seharian berbincang -- bincang bersama denganku. Aku merasa senang sekali menghabiskan waktu bersama Gaara sampai tak terasa hari sudah menjelang malam. Tanpa kuduga, tiba -- tiba Gaara menyatakan perasaannya terhadapku. Aku kebingungan sekaligus takut bagaimana aku harus menanggapinya karena aku tahu jika keluargaku mengetahui aku menjalin hubungan dengan seorang pemuda Rikugun tentu saja mereka tidak akan dengan mudah menyetujuinya. Tetapi perasaanku terhadap Gaara tidak dapat kusembunyikan maka aku pun mengaku pada dirinya kalau sebenarnya aku juga telah jatuh cinta pada diri Gaara. Kami pun menjalin hubungan rahasia ini selama satu tahun lamanya.

Sabtu, 11 Nopember 1944

  Hari ini, tepat satu tahun hubungan aku dan Gaara berjalan. Kami nejalaninya dengan bahagia dan cukup tertutup karena aku tidak ingin sampai keluargaku mengetahui hal ini. Hari ini, ada sesuatu yang aneh. Gaara tidak datang menemuiku sama sekali hari ini entah ada masalah apa. Paling hanya tidak sempatu pikirku. Aku pun menjaga warung seperti hari -- hari biasanya, tiba -- tiba aku datang dipanggil ayah. Ayah menceritakan bahwa ia sudah berhenti bekerja dengan pemerintahan Jepang dan kami cepat atau lambat harus berpindah rumah. Aku pun sangat sedih mendengar kabar ini, namun ternyata alas an dibalik ayah berhenti bekerja dengan pemerintahan Jepang adalah karena teman -- teman Ayah dan ayah tersendiri sudah mulai sadar bahwa keuntungan -- keuntungan yang ditawarkan oleh Jepang hanya merupakan sebuah propaganda untuk menarik simpati mereka. Gerakan -- gerakan perlawanan terhadap Jepang pun semakin berkembang dengan munculnya tokoh -- tokoh pencetus kemerdekaan dan Ayahku sangat tertarik mendengar kabar ini. Aku menyadari hal ini merupakan hal yang krusial bagi keluarga dan negara kami dan cepat atau lambat aku harus segera mengakhiri hubungan rahasia ku dengan Gaara. Aku sangat sedih karena pada saat itu aku masih benar -- benar menyayangi Gaara dengan sepenuh hatiku. Namun, aku tersadar abhwa tidak ada hal yang lebih penting dari keluarga dan negaraku, Indonesia. Aku rela mengorbankan apa saja demi negaraku yang tercinta ini. Sampai jumpa di lain waktu Gaara, mungkin kita memang tidak ditakdirkan bersama. Tamat.

                                                 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun