Mohon tunggu...
Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Mohon Tunggu... Penulis - Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Humor: Biar Telanjang Asal Kenyang

12 Mei 2020   10:23 Diperbarui: 12 Mei 2020   10:23 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah nostalgia Ramadan yang lucu, unik dan menggelikan pernah dikisahkan oleh nenek saya beberapa tahun silam. Meskipun sudah lama namun nilai humor yang terkandung di dalamnya tak lekang oleh waktu.

Nenek saya beragama Muslim menetap di wilayah ujung timur kabupaten Lembata, tepatnya pada wilayah hunian suku kedang yang pernah saya ulaskan di kompasiana ini.

Beliau menarasikan sebuah kisah tentang bocah yang berumur 6 tahun. Nama bocah itu Muhammad Ali Nostalgia, sering disapa Ali Nostal, nama yang diambil dari kombinasi nama sebuah truk kayu yang beroperasi di kampung kami sekitar tahun 1980an dan nama seorang pamannya.

Nama yang aneh. Nostalgia diambil dari nama truk kayu karena si bocah itu lahir di atas truk kayu itu, sedangkan Ali adalah nama seorang pamannya yang sekarang tinggal di Rote.

Dikisahkan bahwa setiap kali bulan Ramadan tiba, bocah itu hafal betul setiap jam buka puasa. Tanpa memakai baju, bocah itu memasuki setiap rumah warga yang sedang berbuka, lalu menghabiskan makanan di setiap rumah.

Setelah itu, si bocah mengambil sisa-sisa kue dan jenis-jenis makanan lalu membawa pulang ke rumahnya. Tampaknya memalukan, tetapi kebiasaan ini lantas dianggap sebagai sesuatu yang menggelikan hati tetangga. Maklum saja, pada rentang umur seperti itu, si bocah itu belum tahu apa arti malu.

Dari rumah-ke rumah, setiap kali buka puasa bocah itu melakukan hal yang sama. Bahkan, dia membungkus sisa-sisa makanan ke dalam celananya yang sudah ditanggalkannya lalu membawa pulang ke rumahnya dalam keadaan telanjang. Prinsipnya, biar telanjang asal kenyang (hahaha).

Hidup berdampingan dengan rasa kekeluargaan yang kental membuat orang-orang sekitarnya memaklumi kebiasaan si bocah. Bahkan orang-orang rumah yang dikunjungi si bocah, memberikan lebih banyak sisa-sisa makanan kepadanya.

Kelaziman si Ali Nostal ini lantas diledeki oleh banyak orang setiap kali mendapatkannya dalam keadaaan bugil tetapi menggotong dengan sejumlah bawaan makanan yang dibungkuskan pada celana lusunya.

Kebiasaan seperti itu rutin dilakukan pada setiap bulan suci, bulan Ramadan. Sayangnya, nostalgia dari si Ali Nostalgia yang dilaluinya berakhir ketika menginjak SD (sekolah Dasar) karena si bocah itu mualaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun