Mohon tunggu...
Ricco Putra
Ricco Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa S1 program studi Manajemen fakultas bisnis dan ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sisa Hasil Pangan yang Dimanfaatkan Masyarakat Yogyakarta untuk Menghasilkan Produk Ramah Lingkungan

27 Oktober 2021   10:00 Diperbarui: 27 Oktober 2021   10:02 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan berbagai lokasi pariwisata yang menjadi daya tarik untuk dijelajahi oleh para wisatawan, selain destinasi wisata yang indah Indonesia menjadi negara dengan kekayaan kuliner yang khas dan lezat. Setiap kota yang ada di Indonesia memiliki keistimewaan termasuk jenis makanan yang menjadi ciri khas dari setiap kota yang ada di negri ini. 

Wisata kuliner saat ini menjadi jenis wisata yang sedang digemari oleh banyak orang, mulai dari kalangan muda hingga keluarga beramai-ramai mencicipi makanan dengan berbagai varian dan rasa yang unik untuk memanjakan lidah. Terlebih saat ini banyak sekali jenis makanan yang dikembangkan dari adanya kreativitas anak muda sehingga kuliner yang disediakan oleh para penjual menjadi semakin menarik dan wajib ujtuk dicoba saat mengunjungi stau daerah.

Selain meyediakan destinasi pariwisata yang dapat dikunjungi sewaktu liburan Yogyakarta menjadi kota yang menjajakan berbagai jenis makanan yang dapat dicicipi oleh wisatawan saat mengunjungi kota dengan makanan gudeg yang menjadi ciri khas di kota ini. Kota budaya ini memberikan banyak pilihan makanan mulai dari makanan tradisional hingga makanan kekinian dapat ditemukan para wisatawan dengan harga yang ramah di kantong. Banyak wistawan yang tidak cukup hanya sekali mengunjungi kota dengan berbagai budaya, destinasi wisata, dan berbagai jenis wisata kuliner dari kota Yogyakarta. Mulai dari matahari terbit wisatawan dapat memulai untuk melakukan perburuan kuliner bagi penikmatnya.

Disisi lain dari banyaknya berbagai jenis makanan yang jajakan untuk wisatawan ternyata masih banyak lho makanan yang terbuang sia-sia. Hal ini sebenarnya sangat disayangkan karena dengan adanya sisa sampah makanan yang terbuang, kesadaran masyarakat akan pentingnya mengetahui apa dampak buruk yang dihasilkan dari sisa hasil makanan yang ada.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Kepala Bappenas suharso monoarfa sisa hasil makanan di Indonesia selama tahun 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton atau setara dengan 115-184 kilogram pertahun. Sampah makanan yang terbuang akan menumpuk dan tertimbun di tempat pembuangan akhir (TPA) sehingga saat sisa hasil pangan ini membusuk dan terdegradasi maka gas metana akan dilepas ke lingkungan, sehingga keberadaan dari adanya gas ini sangat berdampak buruk bagi pemanasan global. 

Oleh karena itu pemerintah mengajak masyarakat untuk membangun kesadar akan bahanya yang ditimbulkan oleh adanya perilaku ini dengan melakukan aksi sadar lingkungan dengan memulai mengatur porsi makan dan pengelolaan makanan yang baik dan benar agar makanan yang ada dapat dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Bukannya mengeluh mengenai banyaknya sisa hasil pangan yang terbuang masyarakat kota Yogyakarta memikirkan cara yang dapat dilakukan  agar pengelolaan sisa hasil makanan ini dapat dimanfaatkan kembali sehingga terbuangnya sisa makanan ini juga memberikan keuntungan bagi warga sekitar yang mengelolanya.

Yang menjadi pertanyaan banyak orang saat ini mengenai bagaimana sisa dari hasil makanan itu dapat dimanfaatkan agar keberadaannya dapat digunakan untuk mengurangi kerusakan alam yang ditimbulkan dari limbah.

Tidak semua jenis sisa makanan yang ada menjadi limbah yang tidak bisa di daur ulang. Dengan adanya pengolahan yang benar, sampah sisa hasil makanan ini dapat kita gunakan menjadi produk yang menuntungkan lho. Seperti yang dilakukan oleh paguyuban Warung Kuliner Mina Bahari yang berasal dari pantai depok yang mengolah sisa dari hasil makanan menjadi pupuk organik.

Pantai depok sendiri menjadi destinasi yang sering dikunjungi oleh para wisatawan, selain keindahan pantai dan pasirnya wisata kuliner juga disediakan bagi wisatawan yang sedang mengunjungi pantai depok. Paguyuban Warung Kuliner Mina Bahari menggunakan composer agar setiap warung yang ada dapat menggunakan alat ini secara mandiri untuk mengahsilkan pupuk organik. 

Dari pengelolaan hasil pupuk organic yang sudah diolah selanjutnya pupuk-pupuk tersebut diuji di laboratorium, dan hasil dari uji yang dilakukan menunjukkan adanya unsur N (Natrium) yang tinggi yang baik untuk tanaman. Sebelum melakukan pengelolaan terhadap sampah sisa hasil pangan ini warga sekitar hanya membuang sampah tersebut melalui petugas kebersihan setempat sehingga tidak dapat dimanfaatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun