Mohon tunggu...
Ricard Radja
Ricard Radja Mohon Tunggu... -

karyawan swasta, peduli pada masalah sosial, tinggal di Kupang\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belajar dari Kedamaian Pilpres Timor Leste, Negara Baru dengan Demokrasi Matang

18 Maret 2012   11:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:52 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13320902281714465326

[caption id="attachment_177109" align="aligncenter" width="485" caption="para pemilih mengantri dengan tertib dan sabar"][/caption] Timor Leste, negara yang baru merdeka sepuluh tahun lalu, kini sedang melaksanakan Pemilihan Presiden (Pilpres) di Negara Timor Leste Sabtu (17/30/2012) untuk kedua kalinya. Pemilihan itu dilaporkan berjalan lancar. Sekitar 600 ribu dari sekitar 1,1 juta warga Timor Leste yang terdaftar dalam pemilihan presiden Timor Leste kali ini berbondong-bondong penuh antusias menuju tempat pemungutan suara. 12 calon Presiden termasuk, Jose Ramos Horta (presiden berkuasa saat ini/ peraih hadiah Nobel Perdamaian) ikut bertarung secara fair dalam Pilpres kali ini. Ini adalah pemilu kedua setelah wilayah itu berdiri sendiri sebagai sebuah negara yang merdeka. Pada Pilpres pertama kali tahun 2006 yang lalu, dimana telah kerusuhan antar faksi menjelang pemilu dan menewaskan setidaknya 37 orang dan ribuan penduduk mengungsi ke Timor barat. Insiden ini nyaris membawa negara itu ke situasi perang saudara. Berangkat dari pengalaman pahit itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI di Timor Leste, Eddy Setiabudhi telah mempersiapkan sejumlah titik evakuasi bagi WNI yang berada di Timor Leste. Jika evakuasi dilakukan lewat laut, dermaga milik Pertamina sangat cocok untuk tempat evakuasi. Lokasi lainnya melalui bandara bila evakuasi dilakukan lewat udara menggunkaan pesawat Hercules milik TNI. "Jarak Dili-Kupang dengan kapal laut ditempuh antara 8-9 jam. Jika kapal berlayar dari Kupang malam, besok paginya sudah tiba di Dili," kata Dubes. Demikian juga jalur penyeberangan RI-Timor Leste seperti Motaain di bagian barat Kabupaten dan Metamauk di bagian selatan Belu. Jumlah WNI di Timor Leste saat ini menurut data KBRI di Dilli berjumlah 5.774 orang dewasa, 859 balita, 14 bidan, dan 493 orang yang menikah dengan WNA. Masih ada sekitar 400 orang lainnya yang belum mendaftarkan diri ke KBRI. Kekhawatiran yang sama juga diungkap oleh pejabat PBB di Dilli. Ameerah Hq, wakil khusus sekjen PBB untuk Timor Leste mengatakan, lebih dari 1.200 tentara PBB disiagagkan untuk melakukan intervensi jika terjadi situasi yang kurang menguntungkan di Timor Leste akhir pekan kemarin. Namun untunglah hal terburuk itu tidak sampai terjadi. Bahkan selama masa kampanye, suasananya berjalan sangat aman. "Institusi keamanan dalam negeri kini jauh lebih kuat, dan kami di sini hanya untuk membantu mereka. Sekarang telah ada kemampuan dalam institusi keamanan mereka sendiri untuk menangani kerusuhan yang timbul," kata Ameerah Hq. Jika situasi pasca pilpres tetap kondusif maka Pasukan PBB yang digelar di negara itu sejak referendum tahun 1999 itu, menurut rencana akan ditarik akhir tahun ini. Belajar dari Demokrasi Timor Leste Sebagai bangsa, kita perlu belajar dari pilpres Timor Leste yang berjalan penuh kedamaian ini, kendati negeri itu baru seumur jagung. Ini tentu ditunjang oleh banyak faktor, mulai dari kebesaran jiwa para kandidat presidennya yang mau bertarung secara fair, fanitisme pendukung para kandidat yang tidak kelewat batas, penegakan hukum yang konsekuen serta instrumen keamanan yang kuat. Jika kita ingin menjadi bangsa yang demokratisasinya semakin dewasa, maka kita harus bertekad untuk menghentikan Pemilu yang curang, baik Pemili legislatif, Pilpres, maupun Pilkada. Jauhkan pemilu kita dari money politics, kampanye hitam, aksi anarkhis para pendukung, dan masih banyak lagi hal lainnya yang harus segera kita benahi. Jangan ada lagi insiden Pemilukada sepert perang antar massa pendukung yang terjadi di Ilaga dan Tolikara (Papua), insiden bom dan teror terhadap kandidat seperti di Aceh, atau money politics dan black campaign serta intrik-intrik kotor yang masih cukup marak terjadi di daerah lainnya. Semoga...!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun