Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cleopatra dalam Catatan Cendekiawan Arab

1 Agustus 2022   16:12 Diperbarui: 10 Agustus 2022   00:22 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kompas.com

Menapaki jejak masa lalu, bagi sebagian orang, merupakan sebuah tamasya yang mengasyikkan. Saat membaca kisah-kisah masa lampau, kita diajak melintasi ruang-waktu yang terpaut jauh. 

Membayangkan, bagaimana kehidupan yang berlaku pada masa itu, meski tak persis betul. Yang jelas, dengan mempelajari sejarah, selain memperkaya pengetahuan kita akan masa lalu, juga akan membuat kita semakin memahami bagaimana kehidupan itu bergulir.

Salah satu peristiwa sejarah yang mestinya tidak kita abaikan adalah kehadiran Cleopatra. Dalam sebuah kesempatan, di tengah-tengah K.H. Muhammad Saifuddin Amirin menyampaikan uraian mengenai Tafsir Al Jalalain sempat menyinggung nama Cleopatra. 

Kala itu, kepada seluruh jamaah beliau menanyakan apakah tokoh yang satu ini nyata atau cerita fiksi belaka?

Menanggapi pertanyaan itu, para jamaah agak ragu-ragu menjawab. Beberapa dari mereka tampak menjawab, tetapi suaranya tak begitu lantang terdengar. Sementara yang lain, memperlihatkan sikap bimbang.

Keragu-raguan itu membuat Kiai muda asal Pekalongan ini memberikan penekanan kembali pertanyaannya. Tetapi, lagi-lagi suara para jamaah terdengar mengambang. Tampak kurang yakin.

K.H. Muhammad Saifuddin Amirin pun tampak geli menyaksikan pemandangan demikian. Dalam tawanya yang lirih, beliau lantas memaklumi keadaan tersebut. Sekalipun nama yang beliau sebut itu tidak asing di telinga, namun kebanyakan orang mendengar nama itu hanya dari film. Tak pelak pula jika tidak sedikit yang menyangka bahwa nama Cleopatra semata-mata tokoh fiksi.

Padahal, selain difilmkan, banyak para peneliti---terutama peneliti Barat---yang sangat bersemangat melakukan penelitian tentang kehidupan Ratu Mesir di tengah-tengah bangsanya. Mereka juga menuliskan sejarah tentang tokoh legendaris, Ratu Mesir itu. 

Begitu banyak judul buku tentang tokoh yang satu ini. Salah satunya, sebagaimana yang disebut Rama Kiai, adalah Kitab Tarikhiyah Palestina. Di dalam kitab itu, masa Cleopatra berkuasa setelah 600 tahun dari zaman Nabi Musa. Namun, ada pula yang menyebutkan 2.000 tahun setelah era Nabi Musa. Mana yang benar? Wallahu a'lam.

Sampai saat ini, penggalian sejarah Mesir masih terus berlangsung. Melibatkan banyak sarjana dari berbagai negara. Makanya, sebagaimana diungkap Kiai Saifudin (sapaan akrab beliau), sebagai generasi masa kini, siapapun, mestinya gemar-gemarlah membaca. Memang, membaca itu butuh ketekunan dan ketelitian. Tetapi, insyaallah, akan datang manfaat yang lebih.

"Yang mudah memang nonton film. Tetapi, film---khususnya film cerita---itu kan fiksi. Maka, perlu kita semua lebih tekun membaca buku-buku atau kitab-kitab. Semakin banyak yang kita baca, semakin banyak yang kita serap dan semakin luas wawasan kita. Dengan banyak membaca, kita ngertinya tidak sepotong-potong," ujar Kiai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun