Mohon tunggu...
ribut wijoto
ribut wijoto Mohon Tunggu... -

ribut wijoto, penggemar karya sastra indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kepenyairan Jatim Selayang Pandang

11 Oktober 2015   22:00 Diperbarui: 12 Oktober 2015   16:43 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ada hal penting lain yang patut dicatat, pemahaman masyarakat Jawa Timur terhadap alam. Sebagian besar wilayah Jawa Timur dialiri sungai. Dua sungai yang besar adalah Brantas, sepanjang 317 km, dan Bengawan Solo, sepanjang 540 km. Keberadaan sungai-sungai tersebut, selain untuk pengairan dan transportasi antara daerah, didayagunakan untuk bendungan, pembangkit tenaga energi, perikanan, dan wisata. Selain sungai, ada juga rawa-rawa, telaga, waduk, mata air, dan sumur bor. Berbeda dengan masyarakat Bali, alam di Jawa Timur bersifat profan. Alam kurang dikaitkan dengan ritual-ritual mistis.

Perendaman di dalam alam tidak terjadi pada masyarakat Jawa Timur. Alam tidak dipuja-puja atau diagung-agungkan. Keaslian alam bisa sewaktu-watu diubah, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Potensi alam didayagunakan untuk kepentingan manusia. Alam sah untuk digali dan diperjual-belikan. Manusia ada di depan alam. Ini mirip dengan gejala antroposentrisme dalam pengertian Nicholas Alexandrovicth Berdyaev, seorang filsuf peletak dasar filsafat eksistensialisme, “manusia adalah pusat alam semesta”. Manusia menentukan bertahan atau terkurasnya nasib alam. Puisi-puisi penyair Jawa Timur tidak terbebas dari konsepsi antroposentrisme ini.

Alam dalam puisi ditempatkan pada posisi pemyampai gagasan. Identitas alam dicampur baur dengan keseharian aku lirik untuk membentuk bahasa puitik. Deny Tri Aryanti melalui puisi “Wicarang Denta Saisa” menyebutkan, dalam tidurku, kuulur jalan beraspal dari gulungan tikar yang ngilu, tembok-tembok mengkuti jalanku, dari kerikil ke kerikil hingga debu yang menempel pada ranum wajahmu. Aku lirik dalam puisi Deny tampak berkuasa terhadap alam. Tidak saja dalam kesadaran, dalam mimpi, aku lirik masih menjadi tuan bagi alam. Jalan aspal diulur, gulungan tikar diberi sifat ngilu, tembok-tembok diperjalankan, sampai debu yang ditempelkan ke ranum wajah orang lain.

Puisi W. Haryanto pun memiliki posisi dilematis terhadap alam. Puisi tidak hanya meniru, mempercayakan, atau merepresentasikan identitas alam. Puisi memproduksi alam hingga melampaui identitas alam dalam kenyataan. Berikut kutipan dari puisi “Djati Bening, 1270”, kutangkap selarik musik dari burung camar, musik yang menyeberangkan matahari, luka memar telah membelah, jadi bayangan dengan bentuk paruhnya pada bening gelas. Fungsionalitas dan wujud alam dicampur adukkan oleh W. Haryanto. Rakitan-rakitan “diksi alam” yang saling berhubungan secara sintag-paradigmatik membuat “alam” tidak lebih sekadar penanda (konsep) dan bukannya petanda (wujud). Perhatikan rakitan kata; selarik musik, musik dari burung camar, musik yang menyeberangkan matahari, luka memar yang membentuk pada bening gelas. Kesemuanya tidak mungkin dijumpai dalam kenyataan, dan karenanya membentuk kenyataan baru. Sebuah kenyataan yang berpusat pada kondisi keterpecahan identitas manusia. Lebih umum, keterpecahan kultural propinsi Jawa Timur. Propinsi para penyair.

Untuk mengakhiri tulisan ini, saya masukkan beberapa nama penyair yang mewarnai kesusastraan Jawa Timur. Abdul Mukhid – Malang, Achonk El-Yesus – Sumenep, Akhmad Fatoni – Mojokerto, Alang Kh – Lamongan, Alfaizi – Sumenep, Ali Ahmad – Surabaya, Ali Ibnu Anwar – Jember, Amin Bashiri – Sumenep, Andreas Wicaksono – Surabaya.

Arina Habaidillah – Lamongan, As’adi Muhammad – Sumenep, Awie Esto – Sumenep, Azizah – Lamongan, Dadang Ari Murtono – Mojokerto, Dean – Jombang, Dian Sukarno – Jombang, Dwi Hendra Kusuma – Magetan, Eko Darmoko – Surabaya, Ferdi Afrar – Surabaya, Fitrah Anugrah – Surabaya, Gita Pratama – Surabaya, Hamdani Halim – Jember, Haris Del Hakim – Lamongan, Hendry Esto – Sumenep, Icong Dasuki – Sumenep, Imamuddin SA – Lamongan, Isnan Asrori – Bojonegoro, Kadirman – Surabaya, Kusairi Esto - Sumenep, Lukman Hakim Ag – Sumenep.

M Ridwan – Sumenep, Maghfiir El Anwary – Lamongan, Mahendra – Sumenep, Muhajir Arifin – Lamongan, Naqib Najah – Lamongan, Nisa Ayu Amalia – Surabaya, Nurel Javissyarqi – Lamongan, R Agnibaya – Surabaya, Rahim Damar Asmoro – Mojokerto, Rio Febriannur – Surabaya, Risang – Surabaya, Samsudin Adlawi – Banyuwangi, Siti Fatimah – Surabaya, Suryadi Kusniawan – Gresik, Suyitno Ethexs – Mojokerto, Utari – Banyuwangi, Widi Asy’ari – Jombang, Zahratul Umniyyah – Jember, Zaki Bajang – Jember.

A Muttaqin – Gresik, A.Junianto – Surabaya, Af Tuasikal – Mojokerto, Akhudiat – Surabaya, Alek Subairi – Surabaya, Aming Aminoedhin – Mojokerto, Anas Yusuf – Madiun, Bambang Kempling – Lamongan, Benazir Nafilah – Sumenep, Beni Setia – Ngawi, D Zawai Imron – Sumenep, Deny Tri Aryanti – Surabaya, Dheny Jatmiko – Tulungagung, Dian Nita Kurnia – Surabaya, Djoko Prakosa – Surabaya.

Dody Kristianto – Surabaya, Eny Rose – Lamongan, F Aziz Manna – Sidoarjo, Faizi – Sumenep, Herry Lamongan – Lamongan, Hidayat Raharja – Sumenep, Indra Tjahyadi – Surabaya, Javed Paul Syatha – Lamongan, Joko Susilo – Trenggalek, Kukuh Yudha K – Surabaya, L Machali – Lamongan, M Fauzi – Sumenep, Mardi Luhung – Gresik, Mashuri – Lamongan, Muhamad Aris – Banyuwangi, Panji Kuncoro Hadi – Madiun, Pringgo Hr – Lamongan, Rusdi Zaki – Surabaya, Kuspriyanto Namma – Ngawi.

Sumirah Butet – Surabaya, Nanda Alfiya Rahmah – Surabaya, S Yoga – Situbondo, Sabrot D Malioboro – Surabaya, Saiful Hajar – Surabaya, Syaf Anton Wr – Sumenep, Tengsoe Tjahjono – Malang, Timur Budi Raja – Bangkalan, Tjahjono Widarmanto – Ngawi, Tjahjono Widijanto – Ngawi, Umar Fauzi – Sampang, W Haryanto – Blitar, Wildansyah Bastomi – Surabaya, Yusri Fajar – Malang, dan lain sebagainya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun