Mohon tunggu...
Feizal Karim
Feizal Karim Mohon Tunggu... -

PNS, Menikah/4 anak, S2 Teknik, Suka menulis, Mengisi kolom tetap Makna setiap hari Rabu di Harian Riau Pos. Kunjungi saya di blog http://riau2020.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Terkejut Ketika Mengemudi?

6 Mei 2011   04:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:02 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_107619" align="alignleft" width="300" caption="Padatnya sepeda motor di daerah perkotaaan (http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=58664)"][/caption] Ketika mengemudi, berapa kali anda terkejut dalam satu hari akibat gerakan kendaraan lain yang tak tersangka?Tidak terbatas tempat atau waktunya, dari pengamatan secara empiris di berbagai tempat di negeri kita, banyak dijumpai kesamaan perilaku para pengemudi yang mengejutkan pengemudi lain.Entah bagaimana dampaknya tapi perilaku itu jelas mengganggu.

Apapun yang kita kendarai, apalagi mobil, jangan heran jika sering terkejut karena ada kendaraan lain yang muncul tiba-tiba di depan atau samping sehingga menuntut kita harus melakukan tindakan pengendalian arah dan kecepatan secara mendadak.Baik di perkotaan maupun pedalaman, kita sering menjumpai mobil atau sepeda motor yang seakan-akan keandaraannya tidak ada rem, keluar dari jalan yang lebih kecil di sebelah kiri masuk ke jalan yang lebih besar atau utama tanpa menghiraukan keberadaan kendaraan kita di jalan utama.Tidak jarang pula dari jalan kecil demikian sebuah sepeda motor berbelok ke kanan lalu menyusur di kiri kita tanpa peduli bahwa itu bukan jalan yang jadi haknya.

Perilaku pengemudi kendaraan yang kurang layak, khususnya sepeda motor, memang sering kita jumpai di jalan umum.Sebuah sepeda motor secara tiba-tiba bisa menyusul dari sebelah kiri sehingga mengejutkan kita, apalagi di putaran atau tikungan.Kadang meskipun menyalip dari kanan akan tetapi terlalu cepat bermanuver ke jalur yang sedang kita pakai (ngepot). Yang agak mengherankan, pengemudi sepeda motor demikian bersikap normal saja tanpa merasa kemungkinan besar akan tertabrak jika kita tidak mengerem.Kejutan juga bisa kita jumpai di tikungan jalan luar kota atau simpangan berlampu ketika ada yang “mencuri jalan”.

Pengemudi yang kurang faham berlalu-lintas sehingga tingkahnya mengejutkan juga sering kita jumpai di jalan banyak lajur (multi-lanes) dalam kota.Jika kita sedang berada di lajur 2 misalnya, ketika tiba-tiba ada kendaran berhenti atau ada hambatan di lajur 1, maka kendaraan di belakangnya bukannya mengerem atau berhenti tapi bisa tiba-tiba pindah ke lajur 2 sehingga mengejutkan kita.Belum lagi pengemudi kendaraan yang tidak mengerti prioritas penggunaan jalan di simpangan atau U-Turn pada jalan multi-lanes sehingga mengagetkan jika kita sedang berada di lajur terdekat.Kebiasaan mengemudi dengan jarang pandang yang dekat juga bisa membuat kendaraan harus berhenti mendadak sehingga membuat kita di belakangnya terkejut.

Meskipun dikatakan makin berkurang, kita tidak tahu sampai kapan perilaku berlalu-lintas yang tidak proporsional ini akan terus terjadi.Jalan keluarnya, bagi yang masih berprilaku buruk dalam mengemudi bisa mulai memperbaikinya sejak saat ini.Bagi yang sudah mengerti, lebih baik jika berhati-hati dan senantiasa waspada terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu-lintas, dari pada tiap mengemudi membuat tensi naik karena terkejut dan kesal hati.

Langkah selanjutnya, agar masing-masing kita menginventarisir perilaku-perilaku berlalu-lintas yang mengejutkan dan lokasi-lokasi yang potensial berbahaya yang sering kita jumpai.Pada jalan yang padat atau kecepatan tinggi, lebih baik kita menjaga jarak yang cukup yaitu kira-kira sebesar angka kecepatannya dalam meter.Seandainya kendaraan berjalan 60 kilometer per jam maka jarak antar-kendaraan yang melaju setidaknya sekitar 60 meter.Jarak pandang juga diperjauh dan kita biasakan untuk memprediksi gerakan kendaraan yang di depan kita.

Sementara itu kita berharap pada otoritas dan stakeholder lalu-lintas agar bisa membantu mengurangi hal tersebut.Ketidakfahaman berlalu-lintas, selain menimbulkan keterkejutan juga inefisiensi, khususnya di jalan yang bervolume lalu-lintas tinggi. Jika Italia sering dijadikan sebagai contoh Negara dengan lalu-lintas yang “suka-suka” di Eropa, kita tentu tidak ingin jika Indonesia dijadikan pula sebagai contoh yang sama untuk Asia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun