Mohon tunggu...
Riathul Ma'sita
Riathul Ma'sita Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2014

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rohingya, The Odds Are Never in Our Favor

27 September 2017   07:12 Diperbarui: 27 September 2017   08:51 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.bintang.com

Senja itu terasa sangat damai di Depok. Sangat berbeda dengan hiruk pikuk Jakarta yang penuh sesak dan keramaian. Alhamdulillah, kali ini menyempatkan lagi mengunjungi tempat yang menurut saya tempat terbaik selama menginjakkan kaki di dunia perkuliahan.

Singkat cerita, duduklah saya di samping seorang Ibu. Kebetulan kita lagi sama sama mendengarkan ceramah tentang Islam dan Peradaban. Salah satunya membahas Rohingnya. Sebelumnya, Ibu ini dan saya sudah berkenalan, tanya nama saya siapa, asal darimana, kuliah dimana, sekarang lagi sibuk apa. Semuanya saya jawab dengan lancar. Hingga sampai pada pertanyaan,

"Neng, updatetentang Rohingya tidak?"

"Wah, lumayan Bu, baca baca di line"

"Memang apa yang terjadi Neng?"

"Genosida...kaum Muslim dibantai"

"Kenapa dibantai?"

"Karena...waduh karena...karena apa ya Bu tidak berani menerka nerka tiap kali saya baca di linehanya baca kesengsaraannya, kadang saya scrollsaja Bu, karena saya berpikir seperti cerita Muslim lainnya yang dibantai"

"Nah itu, jadi pemuda itu jangan terlalu banyak scroll timeline, jangan tidur, jangan diam saja"

Sambil menatap langit-langit merenung. Sejenak perkataan Ibu tadi membuat saya sangat tertohok. Sejenak juga berpikir, yang kemungkinan selama ini saya alibi dengan segala kesibukan hingga sering lupa dengan saudara seiman di belahan dunia sana, pun Ibu tadi dengan segala kesibukannya yang bekerja di Kemenristekdikti, profesinya sebagai seorang Ibu di rumah, tetapi selalu menyempatkan untuk membuka mata untuk saudara saudara kita disana.

What's happen? But first, why?

  • Dikatakan bahwa konflik yang terjadi adalah konflik geopolitik yang didasari atas pertarungan perebutan kuasa dan kekuasaan di daerah Arakan-Rakhine yang dihuni mayoritas etnis Rohingya, dengan dugaan kuat ada perebutan tanah dan sumber daya, khususnya minyak dan gas.
  • Tercatat daerah Arakan-Rakhine memiliki cadangan sekitar 1,774 triliun kaki kubik gas dan 1,569 barel minyak, yang beberapa blok diantara jatuh tempo pada tahun 2017. Dimana untuk menutup operasi apropriasi sumber daya, operator operator dilapangan menghalalkan segala cara salah satunya dengan konflik antar etnis, antar agama, antar kelompok masyarakat dengan tujuan agar akar masalah tidak terlihat.
  • Daerah Arakan-Rakhine dimana penghuninya adalah saudara-saudara seiman kita, menjadi sasaran khusus operasi terselubung (covered operation) yang biadab dan terencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun