Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kafe BCA: Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2017

20 Desember 2016   13:27 Diperbarui: 20 Desember 2016   13:56 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri ke kanan, Jan Hendra (Sekretaris Perusahaan BCA), Doddy Ariefianto (Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan), Anggawira (Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), dan Yuswohadi (praktisi ekonomi) dalam diskusi Kafe BCA dengan tema “Economic Outlook 2017” di Menara BCA lantai 22, Rabu 14 Desember 2016 (dokpri)

Seperti apa  perekonomian Indonesia di tahun 2017? Pertanyaan ini selalu mengemuka saat  akhir tahun. Setiap pergantian tahun selalu memberi harapan untuk dapat hidup yang lebih baik. Meski selama 5 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia turun, namun tetap muncul rasa optimis pertumbunan ekonomi Indonesia akan mencapai angka 5,2 atau 5,3 %.

Rasa optimis ini terlihat dari naiknya pertumbuhan ekonomi 2016 (5,1%)  bila dibandingkan dengan tahun 2015 (4,8%). Sejumlah sektor diprediksi mampu berkembang, terutama karena mulai membaiknya harga komoditas dan didukung kesuksesan Tax Amnesty.

Selain  tentunya juga mengembangkan sektor wirausaha dan memaksimalkan peluang yang ada di MEA. Semua ini terangkum dalam perbincangan bertema Economic Outlook 2017 ini ada di Kafe BCA, yang diselenggarakan di Break Out Area Menara BCA lantai 22,  Rabu 14 Desember 2016.

Diskusi Kafe BCA bertema Outlook Economy 2017, dimulai dengan presentasi kedua narasumber dengan dipandu moderator (dokpri)
Diskusi Kafe BCA bertema Outlook Economy 2017, dimulai dengan presentasi kedua narasumber dengan dipandu moderator (dokpri)
Dua narasumber yang mumpuni  di bidangnya, yakni  Mochammad Doddy Ariefianto Direktur Group Resiko Perekonomian dan Sistem Keuangan pada Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dan Anggawira, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), berbagi pandangannya mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2017.

Meski bahasan ekonomi umumnya cenderung serius dan penuh angka-angka, Yuswohady, praktisi pemasaran belasan tahun dan sempat berada di MarkPlus, saat  menjadi moderator acara Kafe BCA mampu membawakannya dengan lebih ringan dan mudah dipahami. Sejumlah peserta, merupakan mahasiswa penerima beasiswa PPA BCA.

Kafe BCA dibuka oleh Jan Hendra, sekretaris perusahaan BCA. Ini merupakan kafe BCA serial ke-4 dan terakhir di tahun 2016. Kafe BCA diselenggarakan dengan membahas berbagai tema aktual untuk memberi nilai tambah bermanfaat bagi masyarakat.

Yuswohadi, sebagai moderator Kafe BCA memberikan ulasan pembuka bahasan Economic Outlook 2017 (dokpri)
Yuswohadi, sebagai moderator Kafe BCA memberikan ulasan pembuka bahasan Economic Outlook 2017 (dokpri)
Ekonomi Berbasis Wirausaha

Anggawira, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang memaparkan pertama kali menyampaikan proyeksi ekonomi dalam perspektif pelaku usaha.

Menurutnya, Indonesia adalah negara yang berpotensi  untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 dunia. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam, kapasitas ekonomi yang besar, anggota G20, jumlah penduduk usia produktif, UMKM menjadi mayoritas usaha, dan bonus demografi. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah memproyeksikan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi ketujuh terbesar dunia pada 2030, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada bulan Agustus 2016.

Anggawira, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyampaikan proyeksi ekonomi dalam perspektif pelaku usaha. (dokpri)
Anggawira, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyampaikan proyeksi ekonomi dalam perspektif pelaku usaha. (dokpri)
Meski demikian, lanjut Anggawira, Indonesia hingga kini belum mampu memaksimalkan adanya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Market share lebih banyak dimanfaatkan sejumlah negara  tetangga.  Justru impor dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam meningkat tajam. Ini menjadi potensi sekaligus tantangan  yang harus digarap masyarakat Indonesia karena berdampak pada hasil menjadi pasar  terbesar atau produsen terbesar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun