Sebagai salah satu jenis logam mulia yang memiliki warna khas, emas sejak sebelum masehi sudah dikenal sebagai aset berharga yang bernilai universal. Diawali sebagai nilai tukar, emas berkembang menjadi tabungan, jaminan, investasi, sampai hadiah untuk hari raya. Hingga zaman digital seperti sekarang, pesona emas tak lekang zaman.
Saat pertama memasuki dunia kerja dan punya uang sendiri, ibu sering menyarankan untuk membeli emas.  Menurut ibu, emas merupakan aset yang sangat berharga buat seseorang karena dapat disimpan, dapat  digunakan, dan dapat dijual jika sedang memerlukan sesuatu. "Emas bisa disimpan kalau suatu saat butuh. Emas juga bisa digunakan sehari-hari," kata ibu.
Pengetahuan ibu mengenai betapa berharganya emas memang diturunkan dari orang tuanya. Ibu bahkan juga memperoleh sebuah cincin emas hadiah pernikahan dari ibunya. Â Emas menjadi aset yang menemani pasang surut ibu dalam berumah tangga dan membesarkan anak-anaknya. Ketika membutuhkan uang untuk keperluan keluarga, ibu tak segan untuk menggadaikan emas yang dimilikinya.
Begitulah ibu. Pemahaman ibu kala itu memang masih terbatas pada emas perhiasan yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari atau saat pesta. Untuk membelinya, biasa mendatangi toko emas di kota. Masih ingat, biasanya emas yang dibeli ibu dari toko biasanya ditaruh di dalam sebuah dompet yang bertuliskan nama toko. Kalau membeli di awal tahun akan berbonus sebuah kalender.
Aman, Liquid dan Jangka PanjangÂ
Sempat terpikir, apakah masih zaman untuk berinvestasi emas pada zaman modern yang serba digital seperti sekarang ini? Soalnya, emas adalah jenis investasi yang sudah lama sekali. Saat ini, sudah banyak jenis investasi lainnya, seperti saham, reksadana, kripto, tanah, dan properti.
Namun, Â harus diakui ternyata emas memang tetap punya pesona tak tergantikan. Emas punya keunggulan sebagai investasi yang aman, likuid, tidak bisa busuk, Â dan bisa disimpan dalam jangka panjang. Berbeda halnya dengan jenis investasi lainnya, yang terkadang menjanjikan hasil (return) yang lebih tinggi, tapi juga bikin sport jantung kalau mengalami kerugian.
Emas memang tidak menawarkan profit yang besar hingga ratusan persen, tapi emas bisa menjaga kestabilan harga. Rasanya belum pernah mendengar orang yang mengalami stress danjatuh miskin karena punya banyak investasi emas. Emas memang tidak melipatgandakan keuntunan investasi namun menjaga harga dari penurunan harga uang yang drastis.
Dari pengalaman hidupnya ibu mengajarkan jika memiliki emas sebagai aset sebagai simpanan alias tabungan sangat aman. Tidak perlu khawatir tiba-tiba tidak laku dan tidak berharga. Emas juga sangat likuid alias sangat mudah untuk dijual jika sewaktu-waktu membutuhkan dana. Tidak perlu memakan waktu lebih lama, seperti menjual properti misalnya.
Pengetahuan tentang emas ini kemudian diwariskan pada anak-anaknya. Kakakku juga memanfaatkan emas perhiasan ini sebagai aset berharga dalam menjalani hidup. Â Jika sedang butuh uang, kakak memilih untuk menggadaikannya di pegadaian dengan pertimbangan supaya dapat ditebus kembali. Â
Suatu hari seorang rekan kantor bercerita mengenai dia yang sedang rajin untuk punya emas batangan. Menurutnya, emas batangan ini punya harga yang lumayan sebagai simpanan selama bertahun-tahun. Sebab, katanya, tidak perlu ada ongkos lebih seperti perhiasan. Selai, Â lebih bisa menguntungkan dari segi harga jual dan harga beli dari penjual emas. Â "Coba deh, beli emas batangan," katanya.