Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kamoro, Menjaga Seni Ukir di Tengah Gempuran Reggae dan Hip Hop

5 November 2021   10:05 Diperbarui: 2 Desember 2021   13:35 5467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Herman, pengukir kayu Kamoro dalam KAMORO Art &Exhibition, Hutan Kota by Plataran, Jakarta (dokumentasi pribadi)

Ukiran kayu, anyaman, dan tarian adalah kekayaan karya seni yang dimiliki Kamoro, salah satu dari 255 suku di Papua. Suku ini tinggal di pesisir selatan, Timika, Papua. Keahlian yang dimiliki Suku Kamoro mencerminkan kearifan lokal. Semuanya didapatkan secara turun menurun.

Ukiran SUku Kamoro (dokumentasi pribadi)
Ukiran SUku Kamoro (dokumentasi pribadi)

Bukan Sekadar Mengukir dan Menganyam

Menurut seniman ukir kayu Kamoro Hendrikus Wiriyu, dalam satu ukiran kayu, setiap alurnya penuh arti.

Maknanya diambil dari kehidupan sehari-hari masyarakat Kamoro, seperti kali, awan putih, ada awan hitam, kolam, mata kail, sagu, ikan. Semua dituangkan dalam ukiran. Setiap patung menggambarkan kehidupan Suku Kamoro.

"Bentuk ukiran itu ada berbagai macam," kata Hendrikus yang biasa disapa Hengky, dalam Dialog Seni #Kamoro Art Expo & Sale, bertema Pemuda dalam Gerakan Pelestarian Budaya pada Kamis 28 Oktober 2021.

Mama Salonina sedang menganyam (dokumentasi pribadi)
Mama Salonina sedang menganyam (dokumentasi pribadi)
Dialog seni menghadirkan juga Billy Iwan E Tokuro (Founder Pace Kreatif), Marthen Sattu Sambo (Educational Team Leader Yayasan Wahana Visi Indonesia), Hanna Keraf (Co-Founder dan Chief of Community Development & Partnership Du Anyam), dengan moderator Ludia Amaye Maryen.

Hengky menjelaskan beberapa bentuk ukiran Kamoro, yakni Yamate (seperti papan perisai), pekoro (piring makan kayu), mamokoro, wemawe (kayu utuh dibentuk seperti manusia berdiri).

Pada ukiran buaya yang ditampilkan misalnya, ada garis zig-zag sebagai gambaran kali atau sungai. Untuk ukiran kayu yang dipamerkan tidak memerlukan ritual adat.

Kekhususan hanya pada patung mbitoro yang dianggap paling sakral, sehingga melalui ritual mulai dari proses ambil, masuk kampung, sampai penancapan.

Hasil anyaman para mama Suku Kamoro (dokumentasi pribadi)
Hasil anyaman para mama Suku Kamoro (dokumentasi pribadi)
Dalam suku Kamoro, yang berhak mengukir adalah garis keturunan atau maramowe. Jika tidak punya garis keturunan tidak punya hak untuk mengukir. Setiap ukiran punya hak-hak, punya marga-marga tertentu.

Keahlian ini hanya diturunkan kepada anak laki-laki secara generasi ke generasi. Perempuan tidak boleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun