Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renyah Rengginang dan Manis Biskuit Perjamuan Khong Guan Joko Pinurbo

3 Februari 2020   18:47 Diperbarui: 4 Februari 2020   11:34 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biskuit aneka rasa dan rengginang dalam peluncuran Perjamuan Khong Guan, buku kumpulan puisi penyair Joko Pinurbo (dok.windhu)

Renyah dan gurih rengginang terasa saat digigit. Sisa dalam kaleng Khong Guan bulat berwarna merah itu hanya tinggal beberapa saja. 

Kawan yang duduk di sebelah saya, malu-malu bertanya,"Masih ada? Mau lagi. Enak rengginangnya,"  Satu buah rengginang kembali diambilnya dan langsung dikunyah dalam mulut. Tidak berapa lama, diedarkan satu kaleng biskuit Khong Guan lainnya. Kali ini isinya bukan rengginang. 

Benar-benar berisi biskuit aneka rasa. Ada wafer, ada biskuit dengan gula di dalamnya, ada biskuit polos, dan biskuit lainnya. Semua biskuit serba manis dan bisa dikunyah gratis oleh yang hadir. 

Mengunyah sambil menikmati diskusi dalam peluncuran buku kumpulan puisi berjudul Perjamuan Khong Guan yang ditulis Joko Pinurbo alias Jokpin, di Cofi Si Juki Gramedia Matraman, 26 Januari 2020.   

Penyair kondang Sapardi Djoko Darmono duduk di samping Jokpin. Selama ini, pujangga terkemuka yang terkenal dengan Hujan Bulan Juni ini, termasuk dekat dan sering disebut oleh Jokpin. Pun dalam salah satu puisi di buku Perjamuan Khong Guan terbitan Gramedia Pustaka Utama.

Sapardi Djoko Darmono dan Joko Pinurbo (dok.windhu)
Sapardi Djoko Darmono dan Joko Pinurbo (dok.windhu)
Melihat sampul depan buku Perjamuan Khong Guan karya Jokpin, seketika langsung teringat pada kaleng biskuit Khong Guan. Berwarna merah dengan desain gambar keluarga yang terdiri atas ibu dan dua anak dalam lingkaran sedang minum teh. 

Tanpa gambar ayah. Eh, ternyata gambar ayah ada di buku ini tapi dalam bentuk lipatan ke dalam buku sehingga tak terlihat biskuit Khong Guan dengan kalengnya yang warnanya selalu merah dan gambarnya yang  tak pernah berubah selama puluhan tahun, telah menjadi inspirasi. 

Biskuit itu memang sudah jadi legenda di negara ini sejak didirikan di Singapura tahun 1947. Melihat kaleng dan gambar, biasanya banyak yang langsung bisa menebaknya.

Setiap kali hari raya, khususnya lebaran, biskuit ini umumnya sering disajikan di meja atau sebagai oleh-oleh saat bertamu, sebagai pembuka salam-salaman.

Tidak hanya ketika hari raya atau keperluan bertamu,  biskuit aneka rasa ini sering jadi teman minum teh atau minum kopi. Tidak jarang yang senang mencelupkannya pada minuman yang disajikan sebelum disantap.

Perjamuan Khong Guan, inspirasi dari biskuit Khong Guan (dok.windhu)
Perjamuan Khong Guan, inspirasi dari biskuit Khong Guan (dok.windhu)
Hal yang sama Jokpin pun lekat dengan kenangan masa kecil saat orang tuanya menikmati biskuit Khong Guan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun