Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Berbuka dengan Yang Manis Itu Baik? Oh, No!

21 Mei 2019   23:59 Diperbarui: 22 Mei 2019   00:12 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sejak  jelang datangnya bulan puasa, iklan-iklan yang menawarkan  segarnya berbuka puasa dengan manis, makin gencar. Melihat tayangannya di televisi, terutama  saat sudah berpuasa, terasa seakan menggoda sekali.

Hanya di bulan puasa, makanan serba manis tersaji lengkap. Bukan sekedar iklan, tapi godaan untuk mencicipi takjil yang memang beraneka memang sangat besar. Sebutlah kolak, syrup, es buah, dan lainnya. Begitu masuk ke tenggorokan, nyess rasanya.

Namun benarkah  buka puasa harus dengan yang serba manis? Pernahkah merasa saat bulan puasa menjelang berakhirnya bulan puasa, malah ada yang menegur melihat  badan seakan tambah gemuk? 

Padahal puasa seharusnya momen yang terbaik untuk detoks dan mencegah kegemukan. Ada yang salahkah dengan puasa yang kita jalani? Sejatinya, puasa selain sebagai ibadah, juga merupakan salah satu cara pengendalian makanan dan minuman serta mental. Termasuk saat berbuka puasa.

Prof. Dr.H Hardinsyah, MS, dalam bukunya Puasa sambil detoks, Memurnikan Kembali Body, Mind, and Soul mengatakan, berbuka merupakan salah satu bagian dari ibadah puasa. Namun, ketidak tahuan cara buka puasa yang baik dapat membuat tubuh menjadi tidak nyaman, hakikat puasa tidak tercapai, bahkan malahan bisa jatuh sakit.

Dikutip dari era muslim dinyatakan, tidak ada sunnah berbuka dengan manis-manis seperti sirup, cendol, es teh manis dan sejenisnya. Yang disunnahkan adalah berbuka puasa sesuai dengan urutannya yaitu dengan ruthab (kurma basah), apabila tidak ada dengan tamr (kurma kering), apabila tidak ada maka dengan meneguk air putih.

 "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air" (HR. Ahmad, Abu Dawud)

Puasa memberikan kesempatan pada tubuh, terutama organ-organ internal, seperti lambung, usus, hati, ginjal, pankreas dan jantung untuk melakukan detoksifikasi dan peremajaan sel.

Saat berpuasa, ramadan sesorang mengistirahatkan organ pencernaam  selama jangka waktu tertentu. Ketika melakukan ibadah puasa, tubuh kita tidak makan dan minum selama 13-4 jam. Saat berpuasa, sel dan jaringan tubuh memperoleh kesempatan untuk melakukan metabolisme toksin dan membuang zat tak berguna dari toksin. Puasa akan mempercepat proses detoksifikasi.

Dalam sejarah peradaban manusia, pusa sudah terbukti paling aman dan paling efektif. Puasa menahan diri dengan tidak mengonsumsi makanan dan minuman seja sahur hingga berbuka.  Seharusnya dengan  puasa berat badan bisa berkurang.

Berbukalah dengan Buah Segar dan Air

Siapapun ingin  puasanya dapat bermanfaat. Namun,  hal pertama yang harus dilakukan adalah buka tepat waktu. Tubuh yang berpuasa sekitar 14 jam memerlukan asupan nutrisi untuk memulihkan tenaga.

Prof. Dr.H Hardinsyah, MS  mengatakan, dahulukan makan buah segar, baik yang berupa buah potong atau jus. Namun jangan berlebihan, cukup dua atau tiga potong, kemudian lanjutkan dengan minum. Buah adalah sumber gula yang baik untuk menggantikan kadar gula darah yang berkurang saat puasa. Buah tidak membuat pencernaan kaget.

Hindari  minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin. Makanan yang sedikit hangat lebih baik, karena suhunya relatif sama dengan suhu tubuh, sehingga membantu melancarkan proses pencernaan.

Sebaiknya jus dibuat tanpa es batu karena  karena kalau terlalu dingin, perut bisa kram. Jika sesekali ingin untuk  berbuka puasa dengan kolak, cendol, atau es buah, sebaiknya suhunya juga tidak terlalu dingin. Begitupula dengan kopi dan teh, sebaiknya tidak dikonsumsi saat berbuka puasa karena dikhawatirkan akan melukai lambung.

Meskipun tidak terlalu dianjurkan, namun camilan boleh dikonsumsi seperlunya. Sebaiknya pilih camilan yang tidak terlalu asam,  terlalu manis, dan terlalu asin. Cita rasa yang berlebihan dapat menimbulkan iritasi pada tenggorokan dan lambung.

Perlu diingat, lakukan berbuka puasa dengan santai. Hindari makan dan minum tergesa-gesa. Ketika minum, upayakan ada jeda untuk bernapas antar tegukan atau bernapaslah setiap selesai satu tegukan minuman.

Konsumsilah Kurma

Kurma adalah makanan yang dicontohkan oleh nabi muhamad selama berpuasa. Manfaat lebih yang diperoleh saat mengonsumsi  kurma di bulan Ramadan, juga bukan isapan jempol. Jadi, kurma memang efektif untuk memulihkan stamina.

Kurma yang dalam bahasa Aran disebut dengan tamar, merupaan salah satu buah yang paling manis. Kurma yang sudah masak mengandung gula sederhana, yaitu glukosa dan fruktosa, yang merupakan sumber energi siap pakai.

Glukosa termasuk zat yang mudah diubah menjadi energi, sehingga bisa cepat menggantikan energi yang terbuang selama berpuasa. Selain itu, kurma mengandung sejumlah zat gizi penting, seperti protein, vitamin, miberal, zat besi, dan asam folat.

Polifenol di dalamnya berperan sebagai antioksidan yang bermanfaat menangka radikal bebas. Selain itu, kurma yang juga  tinggi serat dapat membantu memperlancar buang air besar, serta mengikat kolesterol. Jadi, yuk kurangi manis yang bukan alami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun