Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cegah Modus Kejahatan Finansial Perbankan Saat Ramadan, Begini Caranya!

8 Mei 2019   23:30 Diperbarui: 9 Mei 2019   00:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada terhadap modus kejahatan finansial perbankan saat ramadan itu perlu. Gambar menunjukkan contoh SMS hadiah mengatasnamakan perbankan. (dok.windhu)

Isi email itu begitu menggoda. Seseorang dari luar negeri berniat menghibahkan uang yang dimilikinya karena tidak memiliki ahli waris. Kebetulan, dia mengaku berasal dari sebuah wilayah konflik sehingga lebih baik disimpan di negara lain yang aman.

Caranya mendapatkannya cukup mudah. Tinggal mengirimkan data pribadi dan menyerahkan nomor rekening bank yang dimiliki. Dalam email berbahasa Inggris itu disebutkan,  jika semua itu sudah dikirimkan, maka transfer segera dilakukan.

Wuih, teman saya yang menerima email itu cukup senang. Kebetulan dia sedang butuh uang. "Ini beneran nggak, ya? Kalau bener, asyik banget. Lagi butuh uang," kata Nano, teman saya.

Meski seakan sedang mendapat 'rezeki nomplok', sebenarnya ada rasa was-was dalam hati. Darimana si pengirim email mendapatkan alamat email dan menyebutkan nama pemiik email, saat  menyapa dalam surat (Belakangan sadar, karena alamat email menggunakan nama).

 "Aku coba kirim nomor rekening bank punyaku yang memang kosong aja, kali ya. Itu pasti lebih aman, kan memang bukan rekening aktif?" gumamnya sore itu saat bertemu saya.

 Kelanjutannya, entah teman saya itu jadi mengirimkan email dengan data yang diminta atau tidak. Sebab, saya memintanya untuk berpikir ulang sebelum mengirimkan email balasan karena takut penipuan yang bisa menimbulkan kerugian.

Namun tak lama berselang, saya pun pernah menerima email yang isinya  juga tidak jauh-jauh. Ada yang ingin memberikan sejumlah uang dan saya terpilih untuk mendapatkannya. Hingga kini, email itu tidak pernah saya tanggapi.  Bahkan, buru-buru saya hapus.

Menjaga kerahasiaan PIN di Mesin ATM sangat penting (sumber gambar :www.liputan6.com)
Menjaga kerahasiaan PIN di Mesin ATM sangat penting (sumber gambar :www.liputan6.com)

SMS Hadiah dari Bank

 Selain iming-iming mendapatkan uang secara gratis yang dikirimkan melalui email, seringkali sebuah pesan singkat masuk melalui smartphone yang saya miliki. Intensitasnya cukup sering. Terakhir pekan lalu, tapi juga segera saya hapus.

Namun, ada satu SMS yang belum dihapus di smartphone. Begini salah satu contoh isi SMS-nya. Bank ... informasikan NoRek anda telah terpilih sebagai pemenang undian Tahunan .... Kode PIN (02599875). Untuk info, klik www.,.blogspot.co.id

Untuk diketahui, nama bank  yang disebut dalam pesan singkat ini berbeda-beda. Bisa dari bank apapun. Umumnya isi tetap sama yakni memberikan ucapan selamat telah terpilih menjadi pemenang dari program yang ada di suatu bank. Serta melampirkan sebuah link suatu website/blog agar si pemenang  bisa menghubungi orang yang mengatasnamakan berasa dari suatu bank.

Semakin banya transaksi perbankan yang menggunakan kartu debit/kartu kredit membuat para pelaku kejahatan finansial perbankan tidak hanya melakukannya secara konvensional (sumber gambar :liputan6.com)
Semakin banya transaksi perbankan yang menggunakan kartu debit/kartu kredit membuat para pelaku kejahatan finansial perbankan tidak hanya melakukannya secara konvensional (sumber gambar :liputan6.com)

Kejahatan Finansial Perbankan, Semakin Beragam Cara

Berdasarkan pemberitaan yang tersebar di berbagai media,  penipuan-penipuan yang berkaitan dengan transaksi perbankan jumlahnya cukup banyak. Metodenya juga  beragam. Pelakunya juga ada yang berasal dari luar negeri.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono menghimbau agar masyarakat lebih waspada terhadap aksi kejahatan yang ditenggarai meningkat jelang bulan puasa. "Kita tahu aktivitas warga dibulan puasa lebih tinggi, seperti berbelanja atau mengambil uang di Bank dan ATM," katanya kepada wartawan, Selasa (7/5/2019), seperti dikutip dari Sindonews.com.

Dalam kesempatan itu, Argo juga berpesan agar warga tidak mudah percaya dengan orang yang belum dikenal, bahkan hanya sekedar untuk memberikan pertolongan. "Modus kejahatan kian canggih dan beragam bahkan tidak lagi menggunakan cara-cara konvensional," tegasnya.

Dari website  sebuah bank swasta ternama Indonesia, disebutkan sejumlah modus waspada yang harus dilakukan nasabah terkait dengan modus kejahatan terkait perbankan, yang biasanya terjadi. Ada modus penipuan melalui email, kasus penipuan dengan struk ATM palsu, Double sipe card, akun palsu bank di medsos, bahaya phising, adanya malware, virus, worm, trojan, spyware dan bot, nomor PIN, hingga penipuan kartu kredit menggunakan modus Re-Activated Sim Card.  

Para pelaku kejahatan mengatasnamakan perbankan  kini juga mengikuti perkembangan zaman digital. Meski, masih ada yang menggunakan cara konvensional seperti mengirimkan SMS dan menelepon seorang nasabah dengan berita kemenangan yang diperoleh sehingga tertarik mengirimkan data atau sejumlah uang sebagai 'uang muka' hadiah.  

erbankan oleh suatu bank swasta, yakni Bank BCA. (sumber: www.bca.co.id)
erbankan oleh suatu bank swasta, yakni Bank BCA. (sumber: www.bca.co.id)

Tindakan Waspada yang Perlu Dilakukan

1. Lebih hati-hati  bila menerima SMS, Telepon, dan Email

Bila menerima SMS, telepon, atau email yang menyatakan telah memenangkan suatu hadiah, segera mengecek kebenarannya.Namun, biasanya karena sudah terlalu sering dan susunan kalimat yang digunakan tidak jauh beda, biasanya segera saya hapus.  Saya tidak akan sembarangan mengisi data pribadi, user ID ataupun data perbankan lain yang diminta melalui SMS, telepon, atau email orang yang tidak dikenal.

Saat ini cukup banyak juga penipuan melalui email alias Pishing. Tujuan para penjahat itu tentu saja untuk menipu dan mendapatkan informasi data pribadi (kata sandi, key bank, dsb) dengan mengatasnamakan situs atau lembaga terpercaya

2.  Menjaga Kerahasiaan PIN, CVC, OTP

PIN (Personal Identification Number) selalu dijaga kerahasiaannya. Nggak ada satu orangpun yang tahu meski teman dekat sekalipun. Secara berkala, nomor PIN diganti dengan kombinasi angka yang unik dan tidak mudah ditebak karena PIN adalah sandi rahasia untu masuk ke rekening bank yang dimiliki. PIN juga tidak dicatat di kertas atau buku yang orang lain bisa tahu.

Menjaga kerahasiaan CVV (Card Verification Code) atau CVC (card Verification Code) berupa 3 digit angka terakhir yang terdapat pada bagian belakang kartu kredit dan biasanya terletak di tempat tanda tangan di belakang kartu kredit, juga harus dijaga.

Tidak memberitahukan siapapun OTP (One Time Password)  atau password dinamis (bisa berubah-ubah) yang dikirimkan oleh pihak bank atau situs jual beli online melalui SMS/email. OTP ini diberikan untuk meminta persetujuan akses ke rekening, misalnya untuk mendebet rekening atau memotong pulsa.

OTP  merupakan kode otorisasi terhadap sebuah transaksi. Jad, jika ada yang meminta nomor OTP jangan dikasih. Biasanya, kode OTP langsung muncul melalui pesan singkat di smartphone usai transaksi bank dilakukan.

3.  Waspada  akun website dan medsos  palsu suatu bank

Biasanya, dalam SMS ataupun email,  juga disertai link URL website bank.  Sebaiknya tidak mengkliknya. Soalnya, pasti tampilannya website yang terbuka akan berbeda dengan website suatu bank yang asli.

Nah sebagai nasabah suatu bank, bagusnya tahu website dan akun media sosial banknya. Jadi, kalau ada yang aneh dari suatu tampilan suatu website bank atau ketemu alamat website yang tidak lazim, langsung berhati-hati

4.  Swipe Card hanya pada Mesin EDC

Kasus  double swipe (penggesekan ganda)  yang marak beberapa tahun belakangan ini, membuat saya  juga hati-hati saat diminta menggesekkan kartu debit. Terutama saat sedang belanja kebutuhan pokok di pusat perbelanjaan, tempat makan, ataupun tempat rekreasi.   

Penggesekan kartu debit atau kartu kredit hanya dilakukan di mesin EDC (Eectronic Data Capture).  Kalau diminta menggesek juga di mesin kasir, langsung tidak jadi untuk menghindari double swipe.

***

Waspada terhadap kejahatan finansial perbankan saat ramadan memang harus semakin tinggi. Pada bulan ini, biasanya transaksi perbankan memang lebih banyak dilakukan. Kegiatan belanja secara langsung melalui debet ataupun online pun meningkat untuk melengkapi kebutuhan ramadan dan puasa.

Dalam bertransaksi perbankan, saya juga berpegangan jika petugas bank tidak akan mungkin meminta nomor PIN, nomor OTP, dan data-data rahasia lainnya. Apalagi, hanya melalui SMS, email, dan telepon.

Akhir-akhir ini, saya lebih suka menggunakan mobie banking untuk keperluan belanja, pembelian pulsa, ataupun melakukan pembayaran-pembayaran wajib bulanan seperti listrik, PDAM, dan TV kabel. Lebih mudah mengontrol dan lebih aman karena kerahasiaan dipegang penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun