Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Ingat Deteksi Dini Hepatitis, Ingat Generasi Masa Depan

3 Agustus 2018   08:54 Diperbarui: 28 Juli 2021   07:01 1980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi organ hati dan penyakit hepatitis.|Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Dr. Wiendra Waworuntu M.Kes mengatakan, untuk hepatitis A umumnya bersifat self limiting atau bisa sembuh sendiri dan tidak menjadi kronis. Biasanya hanya dengan menjaga keseimbangan nutrisi.

Bila terkena hepatitis A, maka membutuhkan istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Bila terjadi muntah berulang kali sehingga tidak bisa makan dan kemungkinan akan kekurangan cairan, baru diperlukan rawat inap.

Mencegah, kata dr Wiendra lebih baik untuk menghindari terkena hepatitis. Caranya dengan menghindari faktor risiko penularan, terutama pada hepatitis C yang sampai saat ini belum ada vaksin pencegahnya.

Untuk mencegah hepatitis A bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehari-hari yang bebas dari pencemaran virus hepatitis A. Pastikan dengan memasaknya sampai mendidih dengan air bersih sebelum dimakan.

Membudayakan Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS), dengan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah buang air besar, dan setelah mengganti popok bayi. Selain itu, jika buang air besar haruslah di jamban yang memenuhi syarat kesehatan dan telah menerima imunisasi hepatitis A.

Penyakit hepatitis di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan serius. Hepatitis,baik A, B, C, D, dan E, ada di sekitar kita. (dok.windhu)
Penyakit hepatitis di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan serius. Hepatitis,baik A, B, C, D, dan E, ada di sekitar kita. (dok.windhu)
Hepatitis B, Ibu Hamil, dan Bayi

Setiap tahunnya, menurut dr Wiendra, terdapat 5, 3 juta ibu hamil (bumil) yang HbsAg reaktif pada bumil rata-rata 2,2%. Setiap tahunnya diperkirakan terdapat 120.000 bayi akan menderita hepatitis B dan 95 % berpotensi mengalami hepatitis kronis (sirosis atau kanker hati) 30 tahun ke depan.

Hepatitis B sangat disoroti terkait dengan generasi masa depan. Bahkan, disebut lebih berbahaya dari HIV karena sebanyak 95 % berasal dari ibu penderita hepatitis B kepada bayi yang dikandung atau dilahirkan (vertikal). Hanya 5 % secara horizontal.

Jika hal ini diabaikan, biaya yang harus dikeluarkan untuk satu kasus sirosis membutuhkan biaya Rp. 1 Miliar dan pada satu kasus kanker hati membutuhkan biaya Rp.5 Miliar. Jumlah yang besar ini tentu saja selain merepotkan keluarga, juga merugikan negara.

Karenanya, pencegahan penularan hepatitis B melalui vaksinasi sangat ditekankan. Imunisasi aktif BB 0 diberikan segera setelah bayi lahir (kurang dari 12 jam), yang kemudian dilanjutkan 3 dosis pada usia 2,3,dam 4 bulan sesuai dengan program imunisasi nasional).

Imunsasi pasif (immunoglobulin) diberikan setelah terkontaminasi darah pada penderita bayi baru lahir dari ibu yang menderita hepatitis B. Sementara imunisasi pada remaja dan dewasa dilakukan setelah tes laboratorium. Ibu hamil dengan Hepatitis B disarankan untuk melahirkan di layanan kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun