Mohon tunggu...
Irma Sabriany
Irma Sabriany Mohon Tunggu... Freelancer - Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dari Tragedi Pilu dan Perdamaian Palu

5 Desember 2019   05:17 Diperbarui: 5 Desember 2019   13:52 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandar Udara Syukuran Aminuddin A (dok. pribadi)

Kaledo sendiri, dari bahan dasar saja, sudah membentuk kepanjangan yakni kaki lembu Donggala, meskipun sekarang lebih banyak menggunakan kaki sapi. Entah mengapa nama tak berubah menjadi kasado, dengan adanya bahan lain itu.

Sup kaki ini ternyata ukuran tulangnya sangat besar, dagingnya tebal dan berlimpah, ditambah sumsum di bagian dalam tulang. Sumsumnya dimakan pakai sedotan. Kuahnya ada asam-asamnya dan segar banget. 

Menyantap kaledo, harus diimbuhi dengan singkong rebus, ditambah taburan bawang goreng dan perasan jeruk nipis. Harga satu porsinya Rp. 60.000. 

Dengan porsi standar itu, makan kaledo ini aku tidak mampu menghabiskan, padahal lapar banget. Padahal, menempuh perjalanan darat Luwuk Banggai - Kota Palu, telah membuat ruang perut kosong sepertiganya.

Kaledo (dok. pribadi)
Kaledo (dok. pribadi)
Seniorku, Yulihardi, yang kusapa dengan tambahan panggilan "Kak" di depan namanya, telah lama tinggal di Kota Palu. Aku tak begitu ingat, entah berapa tahun lamanya. Ia mengajakku melihat dan mengunjungi daerah-daerah yang terkena dampak tsunami. 

Mulai ke Balaroa City, daerah yang merupakan saksi bisu dari likuifaksi. Ini daerah yang paling parah tertimpa bencana. Kawasan yang merupakan perumnas ini, semua bangunan hancur. 

Mendengar cerita langsung, lututku gemetar, aku merasa tak sanggup jika saat kejadian aku berada di daerah ini. Menurut Kak Yulihardi dan Bang Akbar, masih banyak mayat yang belum ditemukan, bahkan seminggu lalu ditemukan mayat oleh pemulung.

Balaroa (dok. pribadi)
Balaroa (dok. pribadi)
Dari sini aku diajak melihat untuk melihat Tugu Inkindo yang bola dunianya hilang entah ke mana, kemudian masjid terapung. Masjid terapung atau disebut juga Masjid Arqam Bab Al Rahman yang terletak di Pantai Lere sampai sekarang tetap diam di bibir pantai. Digerus ombak, masjid ini berdiri teguh meski saat ini tak berfungsi lagi. 

Dengan kekokohan bangunan rumah Allah ini, aku melihat masjid ini seperti suatu lambang keteguhan dan ketabahan bagi masyarakat yang berada di Kota Palu. Bisa menjadi simbol #PaluBangkit, sekaligus untuk mawas diri, mengapa bencana itu bisa muncul, di saat ribuan orang sedang berkumpul.

Tugu Inkido (dok. pribadi)
Tugu Inkido (dok. pribadi)

Mesjid Terapung (dok. pribadi)
Mesjid Terapung (dok. pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun