Mohon tunggu...
Irma Sabriany
Irma Sabriany Mohon Tunggu... Freelancer - Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bagan, Kau Membuatku Terpesona

16 Mei 2018   04:30 Diperbarui: 16 Mei 2018   22:02 2894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Twenty years from now you will be more disappointed the things you didn't do then by the ones you did do"

-Mark Twaint-

Kali ini aku melanjutkan perjalanan dari rangkaian #40HariKelilingAsiaTenggara menuju Bagan. Aku melakukan perjalanan ini karena menikmati status "single".

Aku berpikir tidak ada yang peduli dengan status kesedirianku sehingga membuatku bebas melakukan apa saja selama tidak melanggar aturan. Mau pergi ke manapun, mau ketemu dengan siapa pun tidak ada yang melarang-larang. Ok! Berikut ini cerita perjalanan selama berada di Bagan, Myanmar.

Aku pernah baca, bahwa tak banyak yang tahu soal kota kecil yang terletak di tengah Myanmar ini. Padahal, Marcopolo pernah menyebutnya sebagai kota yang dipenuhi gemerincing bel dan desiran jubah para biksu.

Temple (dok. pribadi)
Temple (dok. pribadi)
Sabtu, 27 Januari 2018 pukul 07.00 PM dari Nyaungshwe perjalananku dilanjutkan menuju Bagan menggunakan bus malam dengan harga tiket 14.000 Kyatt.

Minggu (28 Januari 2018), di sepertiga malam (pukul 03.00 AM), dinginnya udara saat itu dan aku sedang dalam keadaan tidur tiba-tiba dibangunkan oleh kondektur bus kemudian mengatakan Bagan.

Aku diturunkan di SPBU, langsung dikerubuti oleh supir taksi dan tukang ojek. Parahnya, mereka berbicara dalam bahasa Myanmar. Bahasa Inggris pun, ada yang aku mengerti dan tidak aku mengerti. Keadaanku saat itu, masih mengantuk, menggigil, meskipun telah menggunakan jaket dan takut karena langsung dikerubuti oleh orang-orang yang tidak aku kenal.

Aku terdiam, bingung apa yang harus aku lakukan. Lalu menghela nafas, saat itu helaan nafas lebih indah daripada gema tawa. Solusinya aku memperlihatkan alamat hostel tujuanku yakni Golden Crown Motel dan tukang ojek tersebut mengantarkanku ke hostel dengan selamat.

Di perjalanan menuju hostel, si bapak (tukang ojek) memberhentikan sepeda motornya. Rupanya aku harus membeli tiket masuk Bagan Archaelogical Zone seharga 25.000 kyat per orang selama lima hari.

Dia juga yang berbaik hati membangunkan resepsionis hostel, agar aku bisa beristirahat. Jika aku menunggu di teras hotel, dia takut aku kedinginan. Untuk harga ojek, dia memberiku harga yang seharusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun